[RUMAH KAIL] Ayo Minimalkan Sampah! - Belajar dari Cara Penanganan Sampah di Rumah KAIL-

Oleh : Melly Amalia – Koordinator Rumah KAIL

Sampah akan jadi menjijikan dan merusak keindahan bila tidak ditangani secara tepat. Biasanya ini disebabkan karena wadah pembuangannya tercampur antara material organik dan non organik atau tidak disimpan di tempat yang benar. Dalam hierarki penanganan sampah, biasanya kita mengenal istilah 3R (reduce, reuse, recycle). Banyak orang yang masih salah kaprah menerapkan konsep 3R ini dengan‘lompat’ langsung ke tahapan daur ulang (recycle). Padahal, sebaiknya konsep 3R ini dilakukan sesuai urutan prioritas, yaitu :
  1. Reduce - Kurangi sampah dari awal atau dari sumbernya, 
  2. Reuse - Bila terpaksa menghasilkan sampah, gunakan kembali barang tersebut sesuai dengan kebutuhan, dan 
  3. Recycle – Daur ulang sampah, yaitu mengubah sampah yang dihasilkan menjadi barang baru yang dapat dipergunakan lagi.Jadi perlu diingat bahwa recycle merupakan tahap terakhir dalam menangani sampah.
Dalam setiap kegiatan KAIL, Rumah KAIL berusaha memutar aliran material atau meminimalkan material yang dihasilkan. Mulai dari proses pembelian bahan baku, penyajian/kemasannya sampai ke pengolahannya. Meskipun KAIL bukanlah lembaga yang khusus bergerak di bidang lingkungan hidup, penanganan sampah merupakan bentuk kepedulian KAIL untuk berkontribusi dalam usaha pengurangan sampah di bumi serta kampanye hidup berkelanjutan.

Dari hasil identifikasi, sumber sampah dari Rumah KAIL berasal dari aktivitas dapur sehari-hari, konsumsi rapat, serta konsumsi kegiatan Program KAIL. KAIL mencoba menerapkan prinsip penanganan sampah yang pertama yaitu reduce untuk meminimalkan sampah yang dihasilkan.

Sebagai contoh, hal-hal yang biasanya kami lakukan adalah: kami mengingatkan sesama staf KAIL serta menyampaikan kepada peserta kegiatan dan tamu yang datang ke Rumah KAIL untuk tidak membawa makanan/minuman yang menghasilkan sampah. Bila membeli barang atau makanan untuk kegiatan KAIL, kami membawa wadah sendiri (seperti misting, rantang, botol minum) dan tas kain. Saat memesan makanan di warung, wadah makanan/ rantang kami titipkan pada penjual makanan di warung beberapa waktu sebelumnya, sehingga makanan yang dipesan tidak dibungkus menggunakan bungkus kertas,plastik atau kresek. Ketika membeli makanan, kami memilih membeli makanan yang tidak berkemasan, kecuali jika berkemasan daun.

Dalam penyajian konsumsi di Rumah KAIL, anda tidak akan menemukan air minum dalam kemasan gelas atau botol plastik. Kami menyajikan minuman yang kami masak dari air segar pegunungan dengan gelas/ cangkir.

Penyajian makanan dan minuman pada setiap kegiatan di Rumah KAIL
- Mengurangi pemakaian alat dan bahan yang menghasilkan sampah
Bila dengan terpaksa tetap ada sampah yang dihasilkan, maka barang/sampah tersebut tidak langsung kami buang ke tempat sampah, tetapi akan disimpan dan digunakan kembali (reuse) bila sewaktu-waktu diperlukan. Tentu tujuannya untuk memperpanjang umur barang tersebut. Atau kami kumpulkan dan pisahkan material yang masih berfungsi atau bernilai ekonomi, misalnya tas kresek, dus kertas bekas makanan dan kemasan gula kiloan, untuk kemudian diberikan kepada pemulung.

Upaya untuk mengurangi dan menggunakan kembali menjadi prioritas utama dalam menangani sampah di Rumah KAIL. Untuk jenis sampah residu atau yang tidak bisa dimanfaatkan sama sekali, misalnya baterai, kami usahakan semaksimal mungkin untuk dikurangi atau diminimalkan pemakaiannya. Untuk material sampah organik, Rumah KAIL menerapkan beberapa alternatif pengolahan material organik, yaitu:
  1. Biodigester, yaitu suatu wadah atau bangunan penampung materi organik yang proses penguraiannya dibantu oleh bakteri metanogen untuk menghasilkan gas campuran (metan, karbondioksida dan gas lainnya), yang disebut biogas. Materi sampah organik untuk biodigester biasanya berasal dari sisa makanan dan sayuran, kotoran hewan, kotoran manusia dan materi organik lainnya. Di Rumah KAIL, biodigester berasal dari sisa makanan dan dari pembuangan urine atau tinja di kamar mandi. Biodigester ini dipasang di bawah tanah dan dari hasil pemrosesannya mengeluarkan gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar kompor biodigester
  2. Pengomposan dengan menggunakan keranjang Takakura serta menara cacing. Keranjang Takakura adalah salah satu metode pengomposan materi organik skala rumah tangga. Sedangkan menara cacing dibuat di kebun, di antara bed (tempat tumbuh tanaman yang dirancang secara khusus untuk) tanaman. Semakin banyak sisa makanan yang dibuang ke menara cacing, maka semakin banyak cacing yang datang dan mendapatkan makanan. Kehadiran cacing-cacing akan membantu tanah di sekitarnya menjadi lebih subur.
Sejak bulan November 2015, Rumah KAIL diramaikan oleh sekawanan hewan ternak bebek. Hebatnya, bebek-bebek ini juga membantu kami mengolah material organik. Caranya, dengan memakan segala jenis material organik yang berasal dari dapur. Sisa makanan, batang sayuran, semua akan ditelan bebek dengan lahap.Untuk material organik yang ukurannya besar, material organik dicacah dulu sehingga memudahkan bebek-bebek menelan makanannya.

Berbagai metode pengolahan materi organik di Rumah KAIL (dimulai dari kiri atas searah jarum jam):
(1) menara cacing dalam bed; (2) menara cacing di luar bed; (3) keranjang takakura;
(4) kompor biogas; (5) kandang bebek
Demikianlah ulasan tentang pengolahan sampah di Rumah KAIL.Semoga ulasan ini menambah wawasan Anda tentang pengolahan sampah yang dapat dilakukan pada skala rumah tangga.Kalau Anda bertandang ke Rumah KAIL, ingatlah untuk tidak membawa makanan atau minuman kemasan yang menghasilkan sampah. Ditunggu, ya, kedatangannya di Rumah KAIL :)

*****

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...