[JALAN-JALAN] HOMESCHOOLING DAY Bandung di Gedung Indonesia Menggugat

Oleh: Agustein Okamita


Pada tanggal 13 Agustus 2016 yang lalu, di Gedung Indonesia Menggugat diadakan acara Homeschooling Day. Event ini diselenggarakan secara swadaya oleh keluarga-keluarga homeschooler di Bandung. 

Homeschooling atau yang juga dikenal dengan pendidikan anak berbasis keluarga adalah pendidikan anak-anak di dalam keluarga. Home education/ homeschooling adalah salah satu gerakan yang muncul ketika para orang tua mulai memikirkan bahwa tanggung jawab untuk mendidik anak-anak ada di pundak orang tua. Dengan berbagai alasan dan resiko yang dipertimbangkan dengan matang, akhirnya mereka memutuskan untuk mendidik anak-anak mereka sendiri di dalam keluarga, ketimbang mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah formal, sampai anak dapat memutuskan sendiri apakah mereka akan bersekolah secara formal atau tetap homeschooling. Keputusan ini merupakan salah satu pilihan merdeka bagi orang tua, maupun bagi anak ketika mereka sudah bisa memutuskan sendiri mengenai pendidikan mereka.

Pemilihan tempat untuk acara Homeschooling Day di Gedung Indonesia Menggugat juga bukan merupakan kebetulan. Gedung Indonesia Menggugat dipilih karena sesuai dengan tema Homeschooling Day kali ini, yaitu: Lejitkan Potensi dengan Berkarya dan Berekspresi untuk Mengisi Kemerdekaan. Gedung ini merupakan tempat di mana Presiden RI pertama, Ir. Soekarno, pernah ditahan. Di gedung ini juga beliau membacakan pledoi yang diberi judul “Indonesia Menggugat”, di hadapan Pengadilan Landraad Bandung. Peristiwa bersejarah tersebut terjadi pada tahun 1930, kurang lebih 86 tahun yang silam. Hingga saat ini Gedung Indonesia Menggugat ini tetap menjadi pusat kegiatan berkebangsaan bagi semua lapisan masyarakat. Selain sesuai dengan tema Homeschooling Day, semangat kebangsaan dan kemerdekaan yang didengungkan oleh Bapak Proklamator ini selaras dengan semangat keluarga pelaku homeschooling, yang meyakini dan mengamini bahwa kemerdekaan memperoleh pendidikan adalah hak dari seluruh rakyat Indonesia.


Panitia anak di stand penjualan makanan dan minuman
Homeschooling Day kali ini menitikberatkan acara pada Pameran dan Bincang para pelaku Homeschooling. Panitia penyelenggara acara Pameran dan Bincang Homeschooling ini terdiri atas para orang tua dan anak-anak homeschooler di Bandung. Mereka bekerja sama mempersiapkan acara mulai dari perencanaan hari terselenggaranya Homeschooling Day. Panitia orang tua merancang konsep acara yang akan diadakan, dan anak-anak membantu dalam berbagai hal teknis, seperti penyiapan ruangan, dekorasi, mengatur peralatan, konsumsi, stand penjualan makanan, dan acara untuk anak-anak kecil (kids corner). Panitia anak-anak dapat bekerja sama dengan baik di antara mereka dan dengan para orang tua, hal ini membuktikan bahwa anak-anak homeschooler adalah anak-anak yang memiliki kecerdasan emosi dan kemampuan berorganisasi yang cukup baik. Hal ni menepis anggapan bahwa anak-anak homeschooling dikuatirkan tidak mampu berkomunikasi dan bersosialisasi, lebih soliter, dan lain-lain. Melalui kepanitiaan di acara ini mereka justru menunjukkan kedewasaan dalam bekerja sama, mengambil keputusan, dan mengatasi persoalan-persoalan yang nyata di lapangan. Anak-anak juga mendesain kaos yang akan dipakai oleh panitia, membuat gambar untuk banner dan brosur, mempersiapkan segala yang dibutuhkan untuk stand berjualan makanan dan minuman dan lain-lain. Mereka juga membuat booklet yang diberi judul “The World is My School” yang ditulis oleh beberapa anak dan dicetak oleh mereka sendiri. Booklet tersebut dijual dengan harga sepuluh ribu rupiah per buku. Booklet yang dicetak sebanyak 50 eksemplar tersebut habis terjual dalam event itu.

Pameran dan Konser Anak-anak HS
Dalam Homeschooling Day yang diadakan sehari penuh ini terdapat beberapa kegiatan yang berlangsung secara bersamaan, yaitu pameran hasil karya anak-anak homeschooler dan pertunjukan kemampuan anak-anak homeschooler dan seminar mengenai legalitas dan sesi berbagi / bincang keluarga-keluarga pelaku homeschooling. Selain itu, di beberapa lokasi juga ada stand-stand bisnis yang menjual berbagai makanan, minuman, dan buku-buku, yang dikelola oleh orang tua dan anak-anak homeschooler.

Di stand pameran hasil karya anak-anak homeschooler, anak-anak menampilkan hasil karya di antaranya buku-buku hasil tulisan, tas dan rajutan handmade, game dan animasi, lego, gambar, foto, seni melipat kertas sonobe, desain kaos, dekorasi layangan, ayam hasil ternak, dan lain-lain. Selain itu, di panggung anak-anak juga mempertunjukkan kepiawaian mereka dalam berpidato baik dalam bahasa Indonesia maupun dalam bahasa Inggeris, bermain alat musik, seni tari, peragaan P3K dan parade tongkat dari Pramuka Homeschooler, dan pertunjukan-pertunjukan lainnya. Melalui pameran dan pertunjukan bakat ini, para homeschooler ingin menyampaikan bahwa anak-anak homeschooler adalah anak-anak yang juga memiliki segudang prestasi dan kemampuan.

Seminar Legalitas
Acara seminar dan bincang dengan pelaku homeschooler, yang dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah seminar mengenai legalitas homeschooling, yang disampaikan oleh Ibu Dra. Eem Sukaemah, M.Pd., Kepala Seksi Pendidikan Masyarakat dan Kebudayaan, yang mewakili Dinas Pendidikan Kota Bandung. Di sesi seminar yang dihadiri oleh lebih dari seratus orang peserta ini, Ibu Eem menjelaskan mengenai persyaratan dan proses agar anak homeschooler dapat memperoleh legalitas yang diakui oleh negara Republik Indonesia. Dimoderasi oleh Ibu Yanti Herawati, salah satu orang tua homeschooler, para peserta yang hadir mengajukan banyak pertanyaan dengan antusias. Sesi ini diselingi dengan beberapa pertunjukan anak-anak, baik pertunjukan seni maupun kemampuan berpidato.

Sesi sharing dan bincang dengan keluarga pelaku homeschooling dimulai setelah istirahat makan siang. Pada sesi ini, ada beberapa orang tua yang berbagi mengenai latar belakang dan alasan mereka memilih homeschooling untuk anak-anak mereka, dan bagaimana mereka melakukannya setiap hari. Banyak alasan mengapa orang tua memilih untuk menjadi pelaku homeschooling. Ada keluarga yang memilih menyekolahkan anak-anaknya di rumah karena anak-anaknya adalah anak berkebutuhan khusus, ada juga yang memilih homeschooling demi perkembangan psikologis anaknya, dan ada lagi yang karena alasan pekerjaan orang tua. Dalam sesi ini, salah seorang orang tua homeschooler membagikan pengalaman bagaimana mereka mempersiapkan anaknya hingga diterima perguruan tinggi di luar negeri.

Sharing dan bincang Homeschooler

Di sesi ini juga beberapa orang tua homeschooling berbagi mengenai gaya keluarga mereka melakukan homeschooling. Setiap keluarga homeschooler memang memiliki gaya yang berbeda-beda dalam melaksanakan keseharian mereka, dan tidak ada satupun yang salah, selama hal itu merupakan hal yang terbaik yang dapat mereka lakukan bagi anak-anak mereka. Anak-anak yang dididik dalam keluarga homeschooler mungkin menjadi anak-anak yang unik dan berbeda dengan anak-anak yang bersekolah formal, tapi mereka bukanlah makhluk asing. Mereka juga memiliki kemampuan dan kecerdasan yang istimewa, selayaknya anak-anak lainnya. Dan yang terpenting, kemampuan tersebut dapat berkembang dengan optimal, dengan usaha dan dukungan dari keluarga dan lingkungan, pada waktu yang tepat.

Peserta Seminar
Secara keseluruhan, acara Pameran dan Bincang Homeschooling ini memberikan dampak yang cukup besar. Hal ini dibuktikan ketika Pramuka Homeschooler Bandung mengadakan latihan pada hari Rabu setelah berlangsungnya event tersebut, banyak sekali peserta baru yang datang dan bergabung. Ternyata ada banyak keluarga homeschooler yang selama ini mencari-cari komunitas dan wadah kegiatan untuk anak-anak mereka, dan akhirnya menemukannya ketika mereka mengikuti acara itu. Dan hal ini juga membuktikan bahwa semakin banyak keluarga yang tertarik dengan homeschooling.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...