[MEDIA] Media Internet dan Parenting

Oleh: Agustein Okamita

Di era internet ini, banyak kemudahan yang kita dapatkan dalam mengakses informasi. Kita bisa memperoleh informasi hanya dengan mengklik mouse di komputer atau menggeser jari di smartphone/tablet yang terhubung dengan internet. Mulai dari resep masakan sampai persoalan politik, semua ada di dalam genggaman kita.

Dunia parenting saat ini juga tidak bisa dilepaskan dari internet. Sebelum era internet, media yang menyajikan informasi tentang keluarga dan parenting masih sangat terbatas. Salah satu contoh media yang saya ingat adalah majalah Ayah Bunda, yang terbit sekitar tahun 1980-anLalu ketika era tabloid dimulai pada akhir tahun 1990-an, mulai muncul beberapa media yang membahas parenting di antaranya adalah tabloid Nakita, Mom and Kiddie, dan lain-lain. Ada juga beberapa majalah lain yang di dalamnya terdapat rubrik keluarga, tetapi tidak selalu berfokus pada tumbuh kembang anak.



Majalah Ayah Bunda.
Sumber: http://www.bimbingan.org/referensi-pilih-majalah-parenting-atau-ayah-bunda.htm
Internet memungkinkan kita untuk memperoleh lebih banyak informasi mengenai parenting. Jika informasi yang kita dapatkan dari media cetak masih terbatas, maka kita bisa mendapatkan informasi yang tidak terbatas dari media online. Ada banyak media cetak tentang parenting yang juga membuat website, agar informasi yang mereka berikan bisa diakses oleh lebih banyak orang. Media online berbahasa Indonesia yang membahas tentang parenting di antaranya Ayahbundatabloid Nakita, dan tabloid Parenting. Ada juga beberapa website atau blog pribadi yang membagikan hal-hal yang berkenaan dengan parenting dan keluarga, misalnya Rumah InspirasiParenting Ayah Edy, dan lain-lain. Jika informasi yang kita butuhkan tidak ada di media-media tersebut, kita bisa mencarinya dengan berbagai mesin pencari (search engine) seperti Google, Bing, Yahoo, dan lain-lain. Kita hanya perlu memasukkan beberapa kata kunci sesuai dengan kebutuhan kita, misalnya ‘potensi dan kecerdasan anak’, ‘penanganan anak autis’, ‘anak dan gadget’, ‘memilih bacaan anak’, dan sebagainya.


http://microsite.tabloid-nakita.com/newsletter/


Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan sebagai orang tua yang melek internet. Informasi-informasi yang terkait dengan parenting seperti pendidikan anak, kesehatan fisik dan emosi anak, pemanfaatan gadget, dan masalah-masalah yang terkait dengan tumbuh-kembang anak, semua bisa kita dapatkan di internet.  Di kota besar, orang tua dengan tingkat kesibukan yang cukup tinggi dan waktu yang terbatas tetap bisa mendapatkan informasi yang berkaitan dengan parenting melalui internet. Seminar-seminar tentang parenting yang dulu harus dihadiri secara fisik, sekarang bisa diadakan secara online. Dengan demikian para orang tua maupun pendidik bisa mengikutinya dari tempat mereka masing-masing tanpa terkendala oleh waktu dan lokasi.

Keuntungan lainnya dari kemajuan teknologi informasi ini adalah pengetahuan dan wawasan tentang parenting yang semakin kaya. Dulu orang tua kita mungkin belajar mengenai parenting hanya dari orang tua mereka atau orang-orang tertentu. Pengetahuan mereka tentang parenting terbatas karena informasi yang mereka peroleh saat itu juga terbatas. Cara mereka membesarkan anak dan mengatasi berbagai persoalan tentang anak-anak dibatasi oleh informasi yang mereka dapatkan saat itu. Dengan adanya internetorang tua bisa mendapatkan banyak wawasan dan berbagai pengetahuan yang lebih luas tentang cara membesarkan anak-anak mereka.

Internet tidak hanya memberikan informasi tentang parenting. Internet juga menjadi wadah para orang tua untuk saling berbagi berbagai masalah tentang parenting. Di media sosial , misalnya Facebook, beberapa orang yang peduli tentang pengasuhan anak membentuk forum atau grup sebagai tempat sharing pengetahuan dan isu terkini tentang parenting. Keanggotaan forum tersebut bisa bersifat umum atau terbatas. Jika forum atau grup itu bersifat umum, semua orang bisa bergabung sebagai member dari grup itu. Jika keanggotaan bersifat terbatas, berarti grup atau forum tersebut hanya menerima anggota dari golongan tertentu. Beberapa contoh grup di Facebook yang berfokus pada parenting dan pendidikan anak secara umum antara lain Komunitas Charlotte Mason IndonesiaIndonesia Homeschoolers, dan lain-lain.

Setelah menjadi member, kita bisa mendapatkan informasi hanya dengan menggeserkan jari di smartphone atau mouse di komputer. Para member di grup bisa membagikan masalah mereka tentang perkembangan anak, lalu member lain bisa menanggapi, memberi masukan, atau bantuan solusi terhadap masalah tersebut. Selain itu, setiap orang di dalam grup juga bisa membagikan informasi mengenai isu-isu yang terkait dengan parenting dan tumbuh kembang anak.

Mari simak diskusi di salah satu grup di media sosial:
“... Bu Ibu, anak saya umurnya 3 tahun, tapi sampai saat ini masih belum bisa bicara. Sudah saya bawa ke terapis A di Jalan T, dan sudah diterapi 3 kali, tapi masih belum ada kemajuan. Ada yang bisa kasih saran?” (Ibu N di kota J)

“Saya membawa anak saya ke pusat terapi anak B di kota saya. Pelayanannya bagus dan orang tua juga diajari untuk menerapi anak sendiri. Alhamdulillah, sekarang sudah ada kemajuan meskipun masih satu dua kata yang keluar dari mulutnya.” (Ibu R di kota K)

 “Jeng @N, coba bawa ke dokter C di klinik X di Jalan W. Tahun lalu saya membawa anak saya ke sana dan setelah beberapa kali penanganan, sekarang anak saya sudah mulai lancar ngomong...” (Ibu P di kota J).

Dari obrolan di atas kita bisa melihat bagaimana para orang tua mendapatkan informasi dan masukan dari orang tua lain yang ada di grup tersebut. Solusi bagi persoalan mereka tidak hanya satu, tetapi ada banyak alternatif solusi yang bisa mereka pilih dengan adanya media sosial tersebut.
Selain menambah informasi dan wawasan tentang isu-isu yang berhubungan dengan parenting, para anggota grup tersebut merasakan manfaat lain, yaitu dukungan moral dan ikatan emosi yang lebih kuat di antara sesama orang tua yang memiliki persoalan yang sama. Mereka tidak lagi merasa sendirian dalam menanggung beban persoalan, karena ternyata di tempat-tempat lain ada juga para orang tua yang memiliki beban yang sama.

Di sisi lain kita juga perlu mewaspadai dampak negatif internet terhadap parenting. Dengan begitu banyak situs yang bertebaran di dunia maya, tidak tertutup kemungkinan bahwa orang tua menjadi bingung memilih tips yang tepat bagi anak-anak mereka. Jika salah memilih, anak-anak justru bisa menjadi korban.

Sebagaimana di dunia nyata, di media sosial online kita juga dihadapkan dengan cermin sosial. Ketika menjadi anggota suatu grup media sosial tertentu, penilaian dan pandangan dari anggota-anggota di dalam kelompok/grup media sosial mungkin menjadi salah satu tolok ukur bagi kita untuk bersikap atau bertindak. Terkadang untuk memutuskan sesuatu bagi anak-anaknya, bisa jadi orang tua tidak ingin terlihat berbeda dari kelompoknya. Akibatnya mereka tidak lagi menjadi dirinya sendiri atau tidak bisa memutuskan apa yang baik menurut mereka bagi anak-anak mereka. Padahal tuntutan atau penilaian anggota grup belum tentu sesuai dengan nilai-nilai yang kita anut atau kebutuhan anak-anak kita.

Untuk itu, mungkin tips-tips berikut bisa menolong kita agar lebih bijaksana dalam memanfaatkan internet untuk melakukan parenting.

  1. Utamakan nilai-nilai yang kita pegang. Setiap informasi yang kita dapatkan, baik dari situs-situs online maupun media sosial, perlu dibandingkan dengan nilai-nilai yang dianut oleh keluarga kita. Jika hal itu tidak bertentangan, kita bisa menerapkannya bagi anak-anak kita. Tetapi, kalau itu tidak sesuai dengan nilai-nilai keluarga kita, tentu saja kita tidak perlu menerimanya.
  2. Konsultasikan setiap saran atau informasi di dunia maya dengan pendapat para ahli atau pihak yang cukup mengenal anak-anak kita. Contoh: Untuk masalah kesehatan anak-anak, kita perlu tetap berkonsultasi dengan dokter yang cukup mengenal anak-anak kita atau yang selama ini menangani anak-anak kita, sebelum memutuskan memberi obat atau penanganan yang terbaik bagi mereka.
  3. Tetap berinteraksi dengan orang-orang di dunia nyata. Dunia maya memang tempat yang menarik dan memberikan banyak kesenangan, tetapi orang-orang di sekitar kita adalah keluarga nyata kita dan kita tetap perlu bersosialisasi dengan mereka. Jika perlu membangun komunitas dunia maya, sebaiknya tetap ada interaksi dengan mereka di dunia nyata.

Penutup
Seorang anak membutuhkan dukungan penuh agar bisa bertumbuh secara optimal. Proses mendukung pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sejak bayi sampai menjadi seorang dewasa dikenal dengan istilah parenting.[1]

... It takes a whole village to raise a child (Dibutuhkan seisi desa untuk membesarkan seorang anak)...  African Proverb.

Menurut pepatah di atas, tidak hanya orang tua yang bertanggung jawab dalam membesarkan seorang anak. Dibutuhkan seisi kampung/desa agar seorang anak bisa bertumbuh secara optimal. Setiap orang di dalam sebuah desa berkontribusi untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seorang anak sampai ia menjadi seorang dewasa.


Sumber: http://www.bincangedukasi.com/menanti-ayah-bunda/
Konsep keluarga saat ini sudah mengalami banyak perubahan. Pada masa lalu, satu keluarga terdiri atas ayah, ibu, anak, paman, bibi, kakek, nenek, dan sepupu-sepupu. Mungkin saja di satu desa, seluruh warganya merupakan satu keluarga. Keluarga seperti ini disebut keluarga besar. Dulu ada banyak pihak di dalam keluarga besar yang ikut andil dalam membesarkan anak-anak.

Di zaman sekarang ini, hal itu masih bisa dilakukan dengan adanya internet. Kita bisa mendapatkan informasi dan memperkaya pengetahuan kita tentang parenting melalui internet. Kita juga bisa saling berbagi cara membesarkan anak dengan orang tua-orang tua lain di media sosial online.  Sebagai orang tua, mari kita manfaatkan internet sebaik-baiknya, agar anak-anak kita bisa tumbuh dan berkembang secara optimal. 

***

[1] https://en.wikipedia.org/wiki/Parenting

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...