Editorial Proaktif Online Edisi April 2016

Pada Pro:aktif Online edisi Desember 2015, KAIL mengangkat topik tentang kesehatan mental. Salah satu cara membangun dan menjaga kesehatan mental kita adalah dengan mengurangi stres. Berbagai tulisan di internet mengatakan bahwa salah satu cara untuk mengurangi stres adalah melakukan hobi atau aktivitas yang menyenangkan sesuai minat. Penelitian berjudul Real-Time Associations Between Engaging in Leisure and Daily Health and Well-Being yang dilakukan Zawadzki, dkk. (2015), menunjukkan hasil bahwa subjek penelitian yang secara rutin melakukan aktivitas rekreasi menyatakan bahwa mereka memiliki mood yang lebih baik, semangat yang lebih tinggi, dan tingkat stres yang lebih rendah. Aktivitas rekreasi dalam penelitian ini dideskripsikan sebagai aktivitas khusus yang dipilih sendiri (self-selected) dan memberikan kepuasan sendiri (self-rewarding) yang dilakukan di luar jam kerja.

Pro:aktif Online edisi April 2016 mengangkat tema Hobi dari sudut pandang aktivisme. Disandingkan dengan pekerjaan aktivis yang biasanya merupakan kerja-kerja panjang yang membutuhkan pemikiran dan kerja keras dan membuat perubahan, maka hobi bisa dianggap sebagai kegiatan mengisi kembali baterai energi. Karena itu, pemilihan hobi yang sesuai perlu dipertimbangkan. Di Rubrik Tips, penulis menyampaikan beberapa tips pertimbangan memilih hobi yang sesuai dengan diri kita.

Ketika telah memiliki hobi yang sesuai dengan diri kita pun, ternyata masih ada kendala ketika menjalankan hobi. Rubrik Masalah Kita mencoba mengulas kendala-kendala yang dihadapi aktivis berkaitan dengan kegiatan menjalankan hobi mereka serta bagaimana cara para aktivis menyiasati kendala-kendala yang mereka hadapi.

Sementara itu, penulis di Rubrik Opini mengajak kita menempatkan hobi sebagai kegiatan yang membebaskan sehingga dapat menjadi nutrisi bagi jiwa raga. Jangan sampai kegiatan hobi yang seharusnya melegakan berubah menjadi seperti beban.

Dalam Rubrik Pikir, penulis mengajak pembaca untuk melihat hobi lebih jauh dari sekadar kegiatan pengisi waktu luang dan rekreatif. Kegiatan-kegiatan aktivisme yang dilakukan dengan semangat hobi bisa jadi lebih berdaya mendorong perubahan. Hal ini sejalan dengan aktivitas gerakan yang dilakukan sosok Profil kita kali ini, di mana aktivitas hobi dalam hidupnya menjadi jembatan untuk berbagi dan bergerak menggiatkan terjadinya perubahan.

Bagi para pembaca yang membutuhkan informasi tentang tempat mengeksplorasi, menyalurkan dan mengembangkan hobi di Bandung, silahkan membaca ulasan di Rubrik Jalan-Jalan. Demikian juga jika Anda tertarik untuk mencari hobi baru dan mengembangkan hobi Anda, silahkan menengok Rubrik Media, yang menyajikan informasi tentang laman-laman hobi di dunia maya.

Mulai edisi April 2016 ini, ada rubrik baru di majalah Pro:Aktif Online, yaitu Rubrik tentang Rumah KAIL. Rubrik Rumah KAIL akan berbagi tentang berbagai hal yang diterapkan di Rumah KAIL sebagai upaya mendukung hidup berkelanjutan. Pada edisi kali ini, Koordinator Rumah KAIL berbagi tentang sistem penanganan sampah yang dijalankan di Rumah KAIL.

Selamat membaca. Semoga hobi membuat Anda lebih banyak berkarya.

[PROFIL] Merawat Hobi, Merawat Hidup

Oleh: Deta Ratna Kristanti 

Apa aktivitas yang Anda bayangkan akan Anda lakukan saat Anda mencapai usia 60 tahun? Atau saat Anda sudah pensiun dari pekerjaan Anda saat ini?

Foto Ibu Susen - dengan talas raksasa di Tahura
Sambil membayangkan, penulis mengajak Anda menemui sosok seorang ibu berusia 61 tahun yang masih aktif berkegiatan di berbagai tempat. Ibu Susann Suryanto, biasa dipanggil Ibu Susen, dulu berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran hingga pensiun 8 tahun yang lalu. Ibu Susen juga merupakan pendiri Perhimpunan Insan Kreatif dan Pecinta Lingkungan (PIKPL) Semanggi, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Saat ini, ibu Susen aktif sebagai penasehat di Perkumpulan Pecinta Tanaman di Kotamadya Bandung, Ketua 1 di Ikatan Perangkai Bunga cabang Jawa Barat serta beberapa kegiatan lainnya. Aktivitas lain yang sedang dikerjakan Ibu Susen saat ini adalah menyusun Buku 101 Pesona Pohon di Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda Bandung, berdasarkan penelusuran/ identifikasi terhadap 112 tanaman di Tahura yang dilakukannya pada tahun 2013. Ibu yang selalu antusias bercerita ini juga memproduksi beberapa makanan tanpa monosodium glutamat (MSG), pengawet, pemanis dan perasa buatan. Ibu Susen memproduksi makanan sehat setelah di’curhat’i beberapa kawannya yang kesulitan menemukan makanan sehat saat makan di luar rumah. Ibu Susen lalu berkesimpulan bahwa kalau ingin aman makan makanan sehat berarti makanannya perlu diproduksi sendiri. Maka kemudian Ibu Susen memutuskan untuk membuat makanan sehat.

Punya Hobi Seawal Mungkin

Foto Ibu Susen - dengan Kriuk
(produk makanan sehat)
Dalam ceritanya kepada KAIL, Ibu Susen menuturkan bahwa ia memiliki banyak hal yang ia senangi untuk dikerjakan. Namun dua hal yang paling ia senangi adalah kegiatan yang berhubungan dengan tanaman dan memasak. Menurut Ibu Susen, hobi memasak sudah dia geluti sejak lama. Hampir setiap ia mendapatkan kesempatan berkunjung dan mencicipi masakan dari berbagai daerah atau menemukan makanan baru, dia akan bertanya atau mereka-reka bumbunya, lalu mencobanya sendiri di rumah. Karena hobinya itu, Bu Susen terbiasa untuk membuat makanan sendiri sesuai dengan keinginannya. Tentunya, termasuk makanan sehat dan bergizi. Ibu Susen pun senang jika dapat membuatkan makanan sehat bagi keluarga, kerabat maupun sahabat-sahabatnya. Baginya, membuatkan makanan sehat merupakan bagian dari tujuannya menularkan kebiasaan hidup sehat.

Hobi Ibu Susen yang kedua berhubungan dengan tanaman. Ini adalah hobi yang sangat ia senangi, karena rasa cintanya yang besar terhadap tanaman. Ibu Susen tidak hanya mengagumi dan merawat tanaman, namun juga mencari tahu nama Latin (nama ilmiah yang berlaku di seluruh dunia) serta kegunaan tanaman-tanaman yang ia jumpai. Ibu Susen menuturkan, setiap ia melewati hutan atau jalan dengan banyak tanaman, ia selalu merasa ditemani oleh tanaman-tanaman yang dijumpainya.

Sejak kapan Ibu Susen memiliki hobi mengulik dan merawat tanaman? Ternyata, sejak kecil Ibu Susen sudah mulai menyenangi kegiatan menanam dan berkebun. Ini karena ayahnya suka menanam berbagai tanaman dan Ibu Susen senang ikut ayahnya berkebun. Di rumahnya, ayah dari Ibu Susen menanam dan merawat berbagai jenis tanaman, antara lain pohon loquat, jambu mawar, belimbing, pandan, bunga soka, delima, suji, cokelat, bunga cempaka gondok, bunga cempaka pisang, apel, kucai, mawar, laos, sirsak, delima, cengkeh, dan bumbu-bumbu dapur. Dengan begitu banyak tanaman di kebunnya, Ibu Susen jadi tahu dan bisa belajar rupa dari macam-macam tanaman itu, meskipun ketika itu ia belum tahu namanya. Ketika belajar di perguruan tinggi, barulah Ibu Susen belajar nama-nama Latin dari tanaman-tanaman yang ia kenali sejak kecil. Ibu Susen bersemangat sekali belajar nama-nama Latin tanaman karena akhirnya ia bisa mengetahui nama serta kegunaan tanaman-tanaman yang ia kenali sejak kecil tersebut. Sangking bersemangatnya, ketika berangkat kuliah dulu, Ibu Susen berjalan dari rumahnya di Jalan Mundinglaya, Bandung ke kampus di Jalan Dipati Ukur sambil menghafalkan nama-nama Latin dari pohon-pohon yang ia temui di sepanjang jalan. Benar-benar hobi ya!

Seperti yang dituturkan kepada KAIL, Ibu Susen berpendapat bahwa aktivitas-aktivitas yang berpotensi menjadi hobi harus dikenalkan sejak dini dan secara total. “Contohnya, ketika anak belajar berkebun, ya biarkan anak itu kotor-kotoran. Ya, itulah alam. Terlibatlah, karena itu sesuatu yang nyata” kata Bu Susen. Tidak selalu pula, hobi mesti dikembangkan lewat kursus atau les. “Saya tidak pernah kursus. Dapat membuat sesuatu yang indah, misalnya , membuat landscape, itu keluar dari diri saya sendiri, setelah lama saya menekuni (hobi). Karena saya tahu, oh karakter tanaman jenis ini cocoknya ditaruh di ruangan, karakter tanaman ini harus kena sinar matahari, karakter tanaman ini harus dekat jendela. Karena saya betul-betul jadi kenal (tanaman) seperti sahabat. Ya, saya menganggap tanaman-tanaman itu sahabat saya,” cerita Ibu Susen.

Alangkah Menyenangkan Punya Pekerjaan Sesuai Hobi

Hobi digambarkan Ibu Susen sebagai aktivitas yang disukai, dan ketika mengerjakannya, orang yang memiliki hobi tersebut tidak memiliki beban. Malahan dari hobi yang kita kerjakan, kita memperoleh input yang positif untuk diri kita, misalnya perasaan senang, semangat, dan antusias. Dalam perjalanan hidupnya, Ibu Susen juga bertemu dengan banyak orang, bahkan aktivis, yang tidak memiliki hobi, dan ini menjadi keprihatinan Bu Susen. Menurut Ibu Susen, orang-orang ini biasanya masih menjadi pengikut (followers) saat mengerjakan aktivitas tertentu, dan bukan menekuni sesuatu karena kecintaan yang tumbuh dari hatinya. Misalnya saja, aktivitas yang dilakukan adalah karena tuntutan pekerjaan atau kebutuhan dari tempat kerjanya saat itu. Tapi sebetulnya kalau orang itu mau membuka diri, mungkin bisa jadi hobinya tersebut menjadi aktivitas yang ia lakukan selama hidupnya, yang menyenangkan dan bisa dikembangkan seumur hidupnya. Jadi ketika memasuki masa pensiun, aktivitas hobi tersebut bisa ia kembangkan, memberikan inspirasi dan semangat untuk dirinya. Ibu Susen sendiri merasa prihatin dengan sebagian kawan lamanya yang dulu terlihat begitu aktif dan eksis di pekerjaannya, namun ketika pensiun mereka merasa kehilangan segalanya dan tidak tahu harus berbuat apa sekarang karena pekerjaan itu sudah dihilangkan. “Saya meragukan kecintaan mereka pada apa yang mereka geluti semasa bekerja dulu. Mungkin hanya karena tuntutan pekerjaan. Sekarang mereka tidak tahu harus berbuat apa. Sangat menyedihkan, kan.”

Dari pengalaman teman-temannya itulah, Bu Susen berpendapat, seseorang wajib memiliki hobi. Karena hobi adalah sesuatu yang melekat dengan diri orang tersebut. Ya memang mungkin ketika masih bekerja, waktu untuk melakukan hobi itu terbatas. Namun ketika seseorang memasuki usia pensiun, hobi itu bisa menjadi sesuatu yang mengisi dirinya. “Karena hidup manusia perlu diisi dengan sesuatu yang berarti. Berarti bagi dirinya, bagi orang lain, dan makhluk lain. Sehingga orang merasa ‘Aku ada artinya’. Tanaman-tanaman yang kuurus, ketika kurawat dengan penuh kecintaan dan tumbuh subur, ia kembali memberikan semangat kepadaku.”

“Menurut saya, memang yang paling ideal itu, sebaiknya orang itu bekerja di hobinya, dan hobinya bisa menghasilkan untuk kehidupannya. Tapi hati-hati juga, kadang karena ambisinya, banyak permintaan yang berhubungan dengan karya dari hobinya, lalu orang bisa jadi kejenuhan dan kehilangan apa yang tadinya dirasakan indah dari hobinya itu ya,” tambah Ibu Susen.

Hobi untuk Berbagi

Ibu Susen mengajak orang-orang untuk memiliki hobi sepanjang usianya. “Jadilah lansia yang produktif,” pesannya pada rekan-rekan sebayanya. Menurut Ibu Susen, dengan tetap merawat hobi, orang yang sudah pensiun pun bisa berbagi dengan temannya. Bisa membagi hasil dari hobinya, ataupun ilmunya. Berbagi hobi bisa mengisi waktu para pensiunan dengan sesuatu yang bermakna. Bagi Ibu Susen, kita dapat berbagi hobi, ataupun menjadikan hobi sebagai media untuk berbagi. Misalnya ketika kecil, Ibu Susen memiliki hobi mengumpulkan perangko. Tetangganya pun demikian. Di waktu-waktu tertentu, mereka bertemu untuk bertukar perangko. Dengan kegiatan tukar-menukar perangko, ada berbagai hal yang bisa dibagi, misalnya pengetahuan dan rasa pertemanan. Demikian juga dengan tanaman. Di rumahnya yang tak berlahan, Ibu Susen membangun vertical garden dengan menjepitkan pot-pot tanaman pada jalur-jalur besi yang didesainnya sendiri. Model vertical garden semacam ini ternyata menginspirasi teman-teman Bu Susen yang datang ke rumah untuk membuat model yang serupa. Dengan posisi rumah Bu Susen yang juga berada di pinggir jalan, masyarakat umum juga dapat dengan mudah mendapat ide menanam dengan memanfaatkan ruang sempit seperti yang dilakukan Ibu Susen. Di Perkumpulan Pecinta Tanaman, Ibu Susen dapat berbagi tanaman yang ia punya kepada teman-temannya sesama anggota dan juga sebaliknya.

Hobi sebagai Gerakan untuk Perubahan

Selain untuk berbagi, hobi juga dapat menjadi gerakan untuk membawa perubahan. Sebagai contoh, Bu Susen membuat vertical garden di rumahnya dengan dua tujuan. Yang pertama, menyaring debu-polusi udara dan polusi suara, terutama dari asap dan suara kendaraan bermotor yang lalu lalang di depan rumah. Kedua, memberi inspirasi pada orang-orang yang melihat vertical garden tersebut, terutama untuk orang-orang yang tidak punya lahan. “Tidak usah masyarakat menanam tanaman hias seperti saya, kalau masyarakat mau menanam sayur-sayuran dalam pot, saya kira yang seperti ini bisa cukup untuk konsumsi satu keluarga, tanpa harus membeli ke pasar,” ujar Ibu Susen. “Saya kira, sekarang mulai banyak juga yang membuat vertical garden di RT dan RW mereka. Ini bisa jadi satu gerakan sosial.”

Foto Ibu Susen - Vertical Garden3
Selain menginspirasi lewat rancangan vertical garden, dari hobinya yang sudah menghasilkan pemetaan dari 112 tanaman hutan di Tahura dan akan segera dibukukan, Ibu Susen berharap dapat mendorong generasi muda untuk mengenal kekayaan pohon-pohon di Tahura dengan bantuan para regulator dan pendidik. Lebih jauh lagi, Ibu Susen ingin tanaman-tanaman yang ada di Tahura tidak hanya dikenal oleh masyarakat Bandung dan Jawa Barat, namun dapat menjadi aset nasional. Karena itu Ibu Susen sedang mengusahakan supaya dilakukan perbanyakan atas tanaman-tanaman tersebut. “Kegunaan dan khasiat pohon-pohon ini luar biasa. Terhadap tanaman ini bisa dilakukan perbanyakan dengan cara konvensional maupun modern dengan tissue culture (kultur jaringan). Harapannya, tanaman-tanaman ini bisa dibagikan ke daerah-daerah di provinsi di seluruh Indonesia, sehingga masyarakat luas dapat memanfaatkannya untuk kehidupan mereka. Sebagai contoh, ada sekitar 80% tanaman yang saya petakan adalah zat pewarna alami. Di daerah NTT yang menghasilkan tenunan, zat pewarna alami ini bisa sangat dibutuhkan, sebab saat ini tenunan di sana sudah mulai diracuni dengan zat pewarna sintetik. Itu karena mereka tidak memiliki bahan. Ketika saya berkunjung ke salah satu daerah di NTT, untuk pewarna alami mereka hanya bisa bergantung dengan bahan yang ada di halaman rumahnya. Kalau kita dapat mendorong bupati atau pemerintah daerah agar membuat lahan-lahan pinggir jalan menjadi arboretum, maka kita bisa menanam mengkudu, misalnya, yang merupakan pewarna coklat alami. Saya kira akan memudahkan rakyat untuk mencari bibitnya. Membuat arboretum pewarna alami yang dibutuhkan masyarakat NTT. Saya kira begitu,” tutur Ibu Susen. Ibu Susen juga melihat bahwa hasil hutan seperti biji dan serat tanaman dapat memberi inspirasi kepada para generasi muda untuk menghasilkan karya-karya kreatif yang mendunia.

Bagi sosok Ibu Susen, menjalankan hobi memang bukan sekadar pengisi waktu senggang yang menyenangkan. Lebih jauh, hobi kita dapat berkembang menjadi inspirasi, menjadi gerakan untuk perubahan besar, bahkan di skala dunia. Ibu Susen menekankan pada hobi sebagai aktivitas yang dikerjakan dengan hati. Sebab jika dikerjakan dengan hati, segala aktivitasnya akan total dan dalam. ”Sebab hati punya akalnya sendiri, yang akan bisa berkembang ke mana-mana,” ujarnya. Di mata Ibu Susen, seorang pelaku hobi memang sepantasnya merupakan aktivis, yang akan merawat dan mengembangkan kegiatan hobinya dengan tak putus-putus, untuk berbagi serta memberi manfaat yang semakin besar bagi dunia.

***

[PIKIR] Ketika Menjadi Aktivis Adalah Hobi

Oleh: Tarlen Handayani 

Memasak: salah satu jenis hobi
Hobi seperti apakah yang cocok untuk para aktivis? Pertanyaan ini muncul ketika saya diminta menulis soal hobi untuk para aktivis untuk laman ini. Saya kira, siapa pun, dari latar belakang apapun, baik aktivis maupun bukan, bisa bebas memilih hobi untuk dijalaninya. Karena hobi adalah pilihan bebas. Ia menjadi aktivitas yang dikerjakan dengan senang hati di waktu luang. Apapun bentuk kegiatannya, selama aktivitas itu bisa memberikan kesenangan bisa disebut hobi.

Sebelum membicarakan bagaimanakah hobi untuk para aktivis ini, saya akan terlebih dahulu membicarakan soal hobi, terutama yang hobi yang merupakan keterampilan tangan. Selain memberikan kesenangan, aktivitas ini bisa melatih kemampuan motorik dan keahlian dalam membuat sesuatu. Misalnya saja menjahit, merajut, automotif, pertukangan, apapun kegiatan yang membutuhkan keterampilan tangan.

Banyak orang merasa, aktivitas ini terlalu merepotkan untuk dilakukan, membuang waktu, tenaga, uang dan tidak ada gunanya, karena pekerjaan jauh lebih penting dari kegiatan di waktu luang. Tapi banyak pula yang kemudian justru ketika menekuni hobi, pekerjaan menjadi tidak lagi menarik bahkan seringkali hobi menggantikan pekerjaan. Sebenarnya, tidak harus seekstrem itu. Banyak juga yang kemudian bisa menemukan keseimbangan dari pekerjaan dan hobi di waktu luang. Hobi menjadi penyeimbang, ketika hidup tidak hanya melulu soal pekerjaan.


Jika ditelisik lebih jauh, hobi bukan sekedar perkara mengisi waktu luang. Ada banyak kesempatan untuk belajar mengaktualisasikan diri lewat kegiatan hobi. Sejak memilih hobi apa yang kita sukai untuk dijalani, itu seperti menemukan sebagian ‘jati diri’. Karena banyak kegiatan hobi yang mencerminkan minat, bakat, karakter serta kepribadian kita. Misalnya, untuk orang yang menyukai aturan, logika dan pengulangan, merajut mungkin cocok untuk dilakukan. Sementara untuk orang yang senang kebebasan dan ekspresi suka-suka, membuat kolase mungkin lebih bisa dinikmatinya.

Lewat hobi, kita juga belajar membangun ide dan gagasan serta mengeksekusinya menjadi sesuatu yang nyata. Bahkan bukan sekedar eksekusi, karena pada perjalanannya, mencoba dan gagal menjadi hal yang lumrah terjadi. Ketika kita punya ide membuat baju hangat rajutan. Kita akan membayangkan bentuknya, mencari polanya lalu mulai merajutnya. Meski seringkali hasilnya meleset dari yang kita bayangkan. Pilihan alat yang tidak tepatlah, salah memilih bahan dan membaca pola, banyak penyebab yang membuat hasil tidak sesuai harapan.

Namun bagi orang-orang yang menekuni hobi, harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan ini, tidak membuat patah semangat. Karena ada kecintaan, antusiasme serta loyalitas pada aktivitas seperti ini. Ketika gagal, bukan berarti menyerah, namun jadi semangat untuk mencoba kembali sampai menemukan hasil yang diharapkan. Bahkan seringkali, hasil bukanlah tujuan, namun proses mencoba, gagal lalu berhasil itu yang membuat kegiatan di waktu luang ini menjadi penyeimbang pelipur stres. Lewat hobi, kita bisa mengasah daya tahan kita untuk mencoba terus dan bangkit dari kegagalan. Hal yang seringkali ditemukan, dari proses mencoba terus ini, kita seringkali menemukan cara yang lebih tepat dan efisien ketika mengeksekusi gagasan. Karena ketahanan yang terbangun, memberi kesempatan kepada kita untuk menganalisis dan merevisi kesalahan-kesalahan.

Hobi juga kerap mengajarkan para pelakunya menghargai jerih payah diri sendiri dari karya sesederhana apapun itu. Karena kita tahu, di balik sebuah hasil yang terlihat sederhana, kerapkali prosesnya tidaklah sederhana bahkan tidak jarang sangatlah rumit. Ketika kita bisa mengapresiasi diri sendiri, tentunya akan lebih mudah bagi kita untuk mengapresiasi karya orang lain.

Hobi juga membuat kita bisa lebih mengapreasi waktu. Setiap orang memiliki waktu yang sama 24 jam. Tidak ada yang diberi waktu lebih dari itu. Tapi mengapa ada orang yang bisa meluangkan waktu untuk hobi dan tidak? Karena sesungguhnya waktu luang adalah ‘state of mind’, kesadaran dan cara kita memandang waktu itu itu sendiri. Selalu ada yang luang di antara yang penuh, selalu ada jeda di antara waktu yang berhimpitan. Persoalannya ada pada: apakah kita bersedia memanfaatkan jeda dan keluangan itu untuk menjalankan hobi kita?

***

Berkaitan dengan pertanyaan awal di tulisan ini, soal hobi untuk para aktivis, sesungguhnya pertanyaan yang menarik bukan seperti apa kegiatan yang cocok sebagai hobi para aktivis ini. Bayangkan jika aktivisme merupakan kegiatan yang bertujuan untuk menciptakan perubahan sosial dan politik dan dilakukan oleh para aktivis ini dilakukan dengan semangat hobi, mungkin saja hasilnya akan sangat berbeda, ketimbang dilakukan sebagai pekerjaan.

Bayangkan, upaya-upaya perubahan dilakukan dengan penuh suka cita, dedikasi, rasa cinta, daya tahan untuk tidak menyerah ketika gagal dan tentunya semangat untuk terus mencoba dan menemukan metode yang tepat. Juga ketika perubahan tidak melulu sesuatu yang besar dan hebat. Dengan semangat hobi, upaya-upaya kecil, sederhana dan tampak tidak heroik namun memiliki ketahanan dan konsistensi untuk terus menerus dilakukan, bisa menjadi pondasi kuat dari upaya perubahan itu sendiri. Apalagi di era ketika media sosial menjadi panggung eksistensi yang riuh, perubahan sederhana dalam hening justru sering kehilangan apresiasi.

Jika untuk mencapai perubahan setiap orang bisa melakukannya dengan caranya masing-masing, itu berarti setiap orang bisa menyebut dirinya sebagai aktivis. Apapun yang kita lakukan pasti memiliki dampak dalam seluruh sendi kehidupan. Dan itu artinya pula, bahwa perubahan bisa dilakukan setiap hari, setiap saat, dalam waktu luang maupun dalam waktu yang penuh, selama ada dalam kesadaran bahwa sekecil apapun yang kita lakukan bisa berkontribusi pada perubahan.

Jadi jika ditanya hobi seperti apa yang cocok untuk para aktivis? Jawabannya bisa jadi, menjadi aktivis adalah hobi itu sendiri.


***


[MASALAH KITA] Aktivis dan Hobi : Menjawab Panggilan Tubuh dan Jiwa

Oleh: Navita K. Astuti

Membaca - salah satu jenis hobi
Hobi didefinisikan sebagai aktivitas menyenangkan yang dijalani pada waktu senggang. Meski tak sedikit juga yang justru menekuni hobi sebagai profesi utama. Hobi dijalani untuk menjawab suatu panggilan tertentu yang berasal dari jiwa atau tubuh seseorang. Panggilan tersebut dapat kita terjemahkan sebagai kebutuhan, yaitu kebutuhan untuk merasa rileks, gembira, nyaman dan bebas. Kebutuhan seseorang untuk menjalani hobi layaknya manusia yang membutuhkan asupan oksigen dari udara untuk menyambung hidup mereka. Namun, sifatnya tentu berbeda antara kebutuhan untuk melakukan hobi dengan kebutuhan akan oksigen atau asupan gizi tertentu bagi tubuh. Ketika pada suatu kurun waktu tertentu manusia tidak menjalani hobi, ia tetap hidup dan mampu beraktivitas seperti biasa. Namun, hidup yang dijalani tanpa diwarnai dengan aktivitas hobi sama sekali, terasa kurang lengkap.

Hidup lengkap dan utuh adalah hidup yang seimbang antara pemenuhan hak dan kewajiban. Diri yang rileks, gembira, nyaman adalah kebutuhan tubuh dan jiwa sekaligus hak setiap orang yang dapat dipenuhi dengan kegiatan hobi. Bagaimana upaya pemenuhan kebutuhan tubuh dan jiwa yang dituangkan dalam aktivitas hobi ini ditanggapi dan diperhatikan?

Artikel ini akan menguraikan bagaimana para aktivis menjawab kebutuhan akan hobi. Kiranya apa yang dialami oleh aktivis yang menjadi narasumber dalam artikel ini ketika menjalani hobi dapat menjadi inspirasi bagi diri pembaca dalam menjawab kebutuhan diri masing-masing akan hobi.

Pentingnya Menjalani Hobi

Levi Anti, seorang psikolog sekaligus ibu dari 4 anak, menyatakan bahwa olahraga zumba dan berjalan kaki, adalah hobinya. Ia melakukan olahraga tersebut dengan tujuan agar merasa nyaman secara fisik dan emosional, sehingga siap sedia dan lancar dalam menjalani tugas-tugas harian. Ia menganggap mengalokasikan waktu untuk menjalani hobi olahraga ini penting, karena ketika aktivitas tersebut berhenti dilakukan, akan berdampak pada kondisi tubuh yang merasa kurang fit, sehingga menghambat kelancaran aktivitas rutin lainnya.

Bahrul Fuad, staf dari Pusat Kajian Perlindungan Anak UI memiliki hobi mendengarkan musik dan menulis. Dengan menjalani hobi tersebut, ia dapat mengeluarkan dan menstrukturkan isi pikirannya ke dalam sebuah tulisan yang harapannya dapat dibagikan kepada orang lain. Mendengarkan musik dilakukannya untuk memberi relaksasi pada pikiran ketika ia sedang mentok dalam melakukan aktivitas hariannya. Bahrul menganggap penting menjalani kegemarannya tersebut, karena turut mendukung dirinya untuk menguraikan kekusutan maupun kelelahan yang dialami saat beraktivitas.

Merajut
Helen (bukan nama sebenarnya), seorang sekretaris di sebuah lembaga pelayanan pendidikan di Jakarta, memiliki hobi merajut, membaca dan menulis. Baginya, membaca itu seperti bernapas. Sebagian besar waktu luangnya ia gunakan untuk membaca. Selain itu, ia memiliki hobi merajut. Ketika Helen menganggap sebuah dukungan perlu dilakukan, maka ia pun menulis. Helen menganggap penting menjalani hobi-hobi tersebut. Dengan membaca, ia dapat mempertajam wawasan yang menjadi minatnya. Dengan merajut, ia mendapatkan ketenangan serta keseimbangan di dalam dirinya yang selama ini menjalani aktivitas rutin dan monoton. Pola-pola rajutan, bagi Helen, adalah tantangan untuk ditaklukkan dan rasanya menyenangkan menemukan bahwa pola yang tampak rumit menghasilkan rajutan yang indah. Dari situ, ia merasa senang mengetahui bahwa dirinya masih bisa berkarya dan mampu bertekun menghasilkan suatu karya.

Selly Agustina, seorang mahasiswa pasca sarjana dari Universitas Padjajaran memiliki hobi memasak. Ia memasak untuk relaksasi serta memberi waktu untuk dirinya sendiri. Ia menganggap hobinya itu penting untuk dijalani, karena setelah segudang kegiatan dilakukan, ia butuh untuk mengendapkan semua pengalamannya. Dengan memasak, ia mendapatkan waktu personal untuk diam dan mendapatkan ruang untuk merefleksikan seluruh aktivitasnya.

Kukuh Samudra, seorang mahasiswa S1 tingkat akhir, memiliki hobi olahraga tenis. Dengan berolahraga tenis, ia merasa senang dan bebas, selain juga mendapatkan kebugaran. Namun demikian, olahraga tenis baginya tidak hanya sekedar kegiatan mencari keringat atau bersenang-senang. Akan tetapi, tenis membantunya untuk membebaskan diri dari beban pikiran, serta melatih akal dan pengendalian emosi.

Testimoni kelima aktivis tentang manfaat dari hobi yang mereka jalani memperkuat pendapat tentang pentingnya menjalani hobi. Menjalani aktivitas yang digemari turut membantu mereka menyeimbangkan hidup serta melancarkan diri untuk aktivitas-aktivitas lainnya.

Ketika Harapan Tak Sesuai Kenyataan

Ketika hobi dianggap hal yang dibutuhkan untuk dilakukan, maka setiap orang ingin meluangkan waktu untuk melakukannya. Setiap orang mengharapkan memiliki waktu cukup untuk menjalani hobi di sela-sela aktivitas lainnya yang dijalani. Namun, adakalanya, aktivitas lainnya cukup menyedot perhatian dan waktu, sehingga kegiatan hobi terpaksa dikesampingkan. Ketika hal ini terjadi, bagaimana dinamika para aktivis ini menghadapinya? Apa strategi mereka?

Levi Anti, mengalami pertentangan antara kegiatan olahraga yang direncanakan dengan kegiatan lainnya. Semuanya sama-sama ingin dilakukan. Tetapi, tentu ia harus memilih mana yang harus didahulukan. Di saat itu, Levi Anti berpendapat, monolog jujur perlu dilakukan, kegiatan mana yang lebih penting untuk dilakukan. Ketika hobi disadari sebagai sebuah kegiatan yang penting dibandingkan kegiatan yang lainnya, maka prioritas kegiatan akan secara alamiah bergulir memberi tempat untuk pelaksanaan hobi.

Bahrul menyatakan momen menulis seringkali terlewat begitu saja karena kegiatan lain. Ada sedikit rasa sesal karena melewatkan momen menulis, tetapi ia tidak berhenti. Ketika ada setitik waktu di sela kesibukan, ia membuat coretan pada catatannya untuk mengeluarkan ide-ide tulisan yang mengalir di kepala. Di lain waktu, ketika kesibukannya sudah reda, ia akan kembali pada catatan coretannya tersebut dan mengolahnya kembali untuk menjadi suatu tulisan. Helen tidak pernah secara ekstrim mengalami kesulitan untuk melaksanakan hobinya membaca, merajut dan menulis. Baginya, sesibuk apapun dirinya melakukan aktivitas dan kewajiban yang tidak terkait hobi, ia selalu menemukan kembali waktu untuk melaksanakan kegemarannya membaca, merajut dan menulis. Hal ini disebabkan karena dirinya telah menjadikan kegemarannya tersebut sebagai bagian dari dinamika hidupnya.

Selly, melaksanakan hobinya memasak ketika seluruh kewajiban dan aktivitas rutinnya terselesaikan. Dengan pembagian yang tegas antara kewajiban dan hobi memasaknya, Selly termotivasi untuk menuntaskan pekerjaannya, karena sesudah itu ia bisa menghadiahkan waktu bagi dirinya sendiri dengan kegiatan memasak.

Kukuh mengalami kekacauan pada tubuhnya ketika lama tidak melakukan olahraga. Ia merasa lemas, mudah lelah dan tidak fokus dalam berpikir. Ketika tubuhnya memberi sinyal demikian, maka ia mengusahakan untuk segera berolahraga. Untuk mengantisipasi kekacauan yang terjadi, maka ia mengalokasikan waktu untuk tenis satu kali dalam seminggu, tanpa diganggu gugat. Jika pada waktu yang direncanakan ia tidak bisa melaksanakan olahraga tenis, maka ia akan mencari waktu lain untuk melaksanakan olahraga tenis.

Dari penuturan kelima aktivis tentang kendala yang dialami dalam menjalani hobi, ternyata ada beragam upaya yang dilakukan untuk tidak melupakan atau meninggalkan hobi begitu saja. Terlihat bahwa menjalani hobi bagaikan melaksanakan sebuah janji atau komitmen bagi diri sendiri. Ia juga memberi perasaan bermakna sebagai seorang manusia, melalui karya atau aktivitas yang dihasilkan. Bahwa tubuh dan jiwa ini perlu diberi siraman perawatan, layaknya tanaman yang perlu diberi pupuk agar tumbuh sehat dan subur.

Penutup

Meskipun mungkin terlihat sebagai aktivitas yang kurang serius, hobi merupakan kegiatan penting untuk menopang keseimbangan diri seseorang. Menjalani hobi merupakan tanda terima kasih dan sayang kita pada jiwa dan tubuh kita masing-masing. Terpenuhinya kebutuhan jiwa dan tubuh melalui hobi memberi kesempatan bagi seseorang untuk memperbaharui diri dan mengisi diri dengan semangat yang baru untuk melanjutkan aktivitas sehari-hari. Kita perlu ingat bahwa kita pun perlu peka pada kondisi tubuh dan jiwa kita bilamana ia membutuhkan ‘perawatan’ melalui aktivitas kegemaran. Kendala untuk menjalani hobi tak jarang hadir melalui aktivitas yang terlihat lebih mendesak dan penting. Memprioritaskan kegiatan berhobi untuk menjawab panggilan tubuh dan jiwa, atau mengabaikan panggilan tersebut untuk mengedepankan hal-hal yang dianggap lebih penting, berpulang kembali kepada pilihan hidup kita masing-masing. Mana yang kita pilih untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.

[OPINI]: Hobi yang Membebaskan

Oleh: Caroline Najoan

“Hobi kamu apa?”, “Kamu sekarang sedang senang ngapain?”, “Waktu luang kamu pilih diisi dengan apa?” adalah pertanyaan yang sering kita dengar atau lontarkan pada teman yang baru kita kenal. Bisa jadi sekadar lontaran basa-basi, mencari topik pembicaraan netral sebagai pembuka interaksi sosial, atau benar-benar ingin tahu. Pertanyaan yang sama juga kita lontarkan pada diri kita dari waktu ke waktu. Jawabannya pun akan bervariasi, mulai dari melamun hingga mengoleksi mobil mewah. Tak jarang jawabannya adalah “Tidak tahu.” atau “Masih bingung.” Hobi memang selalu asyik untuk ditelaah. Setiap orang senang menekuninya, kadang lebih tekun berhobi daripada bekerja. Beruntunglah mereka yang hobinya juga merupakan pekerjaannya. Uniknya, manusia adalah satu-satunya mahluk yang memilih untuk mempunyai hobi tertentu.

Jadi sebenarnya apa sih hobi? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “hobi” adalah kegemaran, kesenangan istimewa pada waktu senggang, bukan pekerjaan utama. Wikipedia mengatakan bahwa hobi adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan pada waktu luang untuk menenangkan pikiran seseorang. Rekreasi secara harafiah berarti membuat ulang adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Kegiatan ini dilakukan dengan sengaja.

Bila kita berangkat dari kedua definisi ini, maka bisa kita pastikan bahwa hobi adalah kegiatan yang menyenangkan dan mendatangkan manfaat bagi diri kita. Setiap orang akan memilih hobi berdasarkan minat, selera, dan kesenangan masing-masing. Bisa saja seseorang memilih hobi di dalam ruangan atau di alam bebas, hobi yang berkaitan dengan seni atau olah pikir, hobi yang dilakukan sendiri atau bersama kelompok. Hobi bisa dilakukan dengan alat atau tanpa alat. Melukis memerlukan kertas, cat, dan kuas. Ada temanku yang hobinya menyimak pembicaraan penumpang angkot bila ia dalam perjalanan pulang dari tempat kerja. Tingkat ekstrimnya suatu hobi juga bisa menjadi diskusi yang menarik. Hobi mengumpulkan kartu pos tentu tidak seekstrim hobi balap mobil.

Manfaat yang diperoleh tiap orang juga akan berbeda, meskipun hobinya sama, bahkan manfaat itu juga akan dirasakan oleh orang lain. Dua orang yang sama-sama memiliki hobi traveling akan menemukan pengalaman berharga yang berbeda, satu orang bisa terkesan karena pertemuan dengan seorang warga desa yang sangat suka mengobrol, sementara orang yang lain terkesan karena warna langit yang berbeda dengan yang setiap hari ditemui di kota tempat tinggalnya. Dari sekian banyak manfaat bagi diri kita, hobi bisa mendatangkan keuntungan finansial karena karya yang dihasilkan dari hobi laku terjual, kepuasan emosional karena hobinya ternyata meditatif, ruang sosialisasi meluas karena hobinya melibatkan orang banyak.

Hobi bisa dibilang salah satu nutrisi yang diperlukan oleh manusia agar hidupnya sehat dan lengkap. Ibaratnya, seseorang hanya mengonsumsi karbohidrat saja, maka tubuhnya akan mengalami berbagai gangguan. Ia memerlukan asupan serat, mineral, dan berbagai zat gizi lain dalam takaran yang seimbang. Begitu pula dalam keseharian kita, pekerjaan utama tentu merupakan fokus perhatian. Pekerjaan pilihan kita, yang paling menyenangkan sekalipun suatu saat akan mengalami kejenuhan. Kita perlu rehat sejenak agar kesegaran dan energi baru bisa mengalir dalam fisik dan mental, sehingga dalam bekerja pun kita punya sudut pandang yang lebih segar. Ide-ide, pemecahan masalah bisa muncul ketika kita menjalankan hobi. Misalnya, seorang pe-hobi bersepeda bisa saja mendapatkan pencerahan ketika ia menyusuri jalur-jalur baru di hutan atau seorang pe-hobi gitar menemukan ide untuk proyek arsitekturnya ketika melihat partitur musik yang membentuk pola geometris yang unik.

Banyak alasan seseorang memilih hobi tertentu. Keinginan mencoba hal baru adalah salah satunya. Tiba-tiba muncul keisengan untuk mencoba origami, ternyata setelah berhasil membuat beberapa bentuk, seseorang merasa tertantang untuk mencoba bentuk-bentuk yang lebih rumit. Bahkan menciptakan sendiri langkah-langkah origami untuk membuat bentuk-bentuk yang belum pernah ada. Inspirasi dari karya orang lain juga mendorong seseorang untuk menekuni hobi. Misalnya, ketika melihat pameran foto, saja seseorang tertarik untuk memakai smartphone untuk menangkap momen dalam gambar-gambar. Kepuasan pada saat ia melihat hasilnya tentu akan mendorong sang pe-hobi baru ini untuk melakukan eksplorasi lebih jauh. Bisa juga seseorang mempunyai hobi baru karena terbawa teman-teman atau mode. Media sosial yang ada saat ini seperti Instagram dan Pinterest bisa menjadi sumber inspirasi dan ide untuk para pe-hobi. Dengan mudah kita bisa mendapatkan tutorial untuk berbagai jenis hobi, tautan komunitas yang berfokus pada hobi tertentu, dan berbagai pameran atau workshop yang berkaitan dengan hobi kita saat ini. Juga bisa menjadi ajang berbagi teknik dengan sesama pe-hobi. Ada orang-orang yang merasa harus punya hobi yang keren dan kekinian. Sekarang banyak orang menyatakan bahwa dirinya mempunyai hobi berkebun, terbawa oleh tren hidup yang serba organik dan melindungi bumi. Berapa banyak yang akan bertahan karena benar-benar mendapatkan kepuasan dari hobi berkebunnya dan berapa banyak yang berhenti dalam hitungan minggu karena berkebun ternyata butuh kesabaran dan ketekunan? Ada juga orang yang memilih hobi sesuai dengan tempat tinggal dan ketersediaan waktu. Beberapa teman memilih masak sebagai hobi karena tidak perlu meninggalkan rumah terlalu lama, hanya ke pasar dan sisa waktu bisa tetap bersama keluarga. Ada juga yang hobi yoga, mereka melakukan ashanas di ruang tamu apartemen saja sudah cukup.

Namun ada saat-saat tertentu dimana hobi tersebut menjadi beban. Kita tidak bisa menafikkan bahwa untuk melakukan hobi, kita perlu meluangkan waktu. Banyak orang malah mengalami stres pada saat tidak bisa menjalankan hobi yang paling diminatinya. Misalnya, seorang pekerja kantoran yang super sibuk mempunyai hobi mendaki gunung. Ia menjadi stres pada saat pekerjaan tidak memungkinkan dirinya untuk mengambil cuti atau memakai akhir minggu untuk pergi mendaki gunung. Dalam situasi inilah mungkin ia perlu memikirkan hobi lain agar ia tetap mempunyai kesempatan untuk memberi gizi untuk jiwa dan raganya. Hobi juga bisa menjadi beban bila seseorang merasa harus menggunakan peralatan-peralatan canggih dengan harga yang mahal. Memang benar untuk beberapa hobi tertentu penggunaan alat-alat agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Kamera yang canggih tentu akan membantu sang pe-hobi fotografi untuk membuat foto-foto yang indah, tapi kemampuan menangkap momen bukan tergantung pada alat tapi pada diri sang fotografer. Seorang penulis tak perlu mengandalkan laptop paling canggih, cerita akan tetap mengalir dari dalam benak dan hati meskipun ia menggunakan bolpen seharga seribu lima ratus dan buku tulis sekolah. Hobi juga akan menjadi beban ketika mulai ada keinginan pencapaian tertentu. Ingin cepat menyelesaikan baju hangat rajutan akan menjadi tekanan sehingga pe-hobi rajut tidak lagi menikmati prosesnya. Pujangga puisi yang kejar tayang menerbitkan antologi tidak lagi mencecap kata-kata yang ditulisnya, baris-baris puisi tak lagi menyuarakan isi hatinya dengan lantang. Hal-hal inilah yang nantinya mendorong kita untuk meninggalkan hobi yang dulu ditekuni karena tidak lagi memberikan kepuasan. Ada pula pe-hobi yang jadinya bersaing satu sama lain atau memerlukan apresiasi dari orang lain untuk hasil pencapaian mereka. Hal ini akan membebani mereka. Ada yang lucu dalam berhobi. Salah satu teman saya hobi membuat gelang persahabatan. Ia memulainya dari ketertarikan pada pola-pola gelang persahabatan yang ia lihat di internet. Teman-temannya sangat menyukai hasil buatan sang pe-hobi, mereka lalu ramai-ramai memesan padanya. Awal-awalnya sang pe-hobi senang sekali karena pesanan membanjir, lama-lama ia jadi terbeban dan akhirnya sama sekali tidak mau lagi membuat gelang persahabatan lagi.

Berbeda dengan pekerjaan, hobi bisa ditinggalkan kapan saja dan pada suatu saat dimulai lagi. Seorang ibu meninggalkan hobi membuat boneka karena melahirkan bayinya. Namun setelah sang anak sudah lebih besar, sang ibu kembali menciptakan boneka-boneka baru. Boneka-boneka itu sebagian dijual oleh sang ibu, dan ada pula yang dimainkan oleh putranya. Hobi juga bisa berganti kapan saja, sesuai dengan keinginan sang pe-hobi. Seorang pe-hobi komik suatu saat bosan dan menjual semua koleksi komiknya lalu menekuni hobi baru yaitu memelihara reptil. Komik sudah tidak membawa kepuasan seperti dulu, sang pe-hobi menemukannya ketika ia merawat ular dan iguananya.

Hobi yang membebaskan merupakan nutrisi yang terbaik bagi jiwa dan raga kita. Proses memilih yang bebas, proses menekuni yang bebas, bebas dari keterikatan pada peralatan, hasil dan apresiasi orang lain, bebas untuk melibatkan siapapun, bebas untuk melakukannya kapanpun, bebas untuk berhenti menekuni dan berganti hobi. Kebebasan dalam berhobi ini akan membawa pula kebebasan dalam berkreasi dan meluaskan kesenangan yang kita dapatkan, beserta segala manfaat lain yang datang bersamanya.

Selamat bebas berhobi!

[TIPS] Tips Memilih Hobi untuk Aktivis

Oleh: Any Sulistyowati

Kesukaan berkebun bisa dibangun sejak anak-anak
Menurut Wikipedia, hobi adalah kegiatan yang dilakukan secara rutin untuk memberikan kesenangan di waktu luang. Yang termasuk di dalam hobi antara lain adalah mengumpulkan benda-benda koleksi, terlibat dalam kegiatan kreatif, seni, olah raga atau melakukan kesenangan lainnya. Setelah melakukan hobi, seseorang akan mencapai keterampilan terkait dengan hobi tersebut. Banyak orang sudah memiliki hobi sejak masa kanak-kanak. Hobi ini dapat terus berlanjut, berubah seiring dengan semakin variatifnya jenis kegiatan yang diketahui seseorang, atau justru terhenti karena semakin sedikit waktu luang yang dimiliki.

Biasanya memang, makin bertambah usia, semakin sedikit waktu luang yang dimiliki seseorang. Hal ini terus berlanjut sampai pensiun. Ketika itu terjadi, waktu luang menjadi tiba-tiba begitu banyak, sementara mungkin kawan-kawan kita mulai sedikit karena mungkin sudah punya kesibukan sendiri, tinggal di tempat yang jauh atau bahkan sudah meninggal dunia. Pilihan hobi yang dapat dipilih juga makin terbatas, sementara kemampuan kita untuk mempelajari sesuatu yang baru juga sudah mulai berkurang.

Inilah dilemanya. Ketika masih muda, begitu banyak tuntutan atau godaan untuk melakukan banyak hal. Waktu terbanyak biasanya habis untuk bekerja. Waktu luang yang tersisapun kadang sudah habis untuk berbagai acara keluarga atau berbagai kegiatan sosial. Waktu untuk diri sendiri, apalagi sekedar untuk bersenang-senang menjadi semakin langka. Hidup menjadi begitu serius. Berbagai bentuk stres atau tekanan batin pun mulai menghampiri. Seringkali bahkan ditambah dengan berbagai penyakit fisik maupun psikosomatis.

Asumsi dari pola hidup di atas adalah, sebagaimana pepatah, berakit-rakit dahulu berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Tetapi apakah memang hidup harus demikian? Haruskah kita mengorbankan masa kini, untuk memperoleh kebahagiaan di masa yang akan datang? Tidak bisakah kita berbahagia mulai dari saat ini dan juga nanti? Hidup seperti apakah yang betul-betul kita inginkan? Apakah memang harus mengorbankan diri dulu untuk kebahagiaan kita di masa depan? Jawabannya: belum tentu.

Di manakah posisi hobi? Hobi membantu kita untuk mengurangi stres, membuat kita santai sejenak dari rutinitas hidup kita yang serius ke sesuatu yang membuat kita senang atau memiliki perasaan positif lainnya. Jeda ini membuat otak kita jernih dan segar serta siap kembali mengerjakan rutinitas dengan tingkat energi yang baru yang lebih tinggi dari sebelumnya. Apabila dihitung, kegiatan hobi memang mungkin akan mengurangi waktu bekerja kita. Tetapi pengurangan waktu ini belum tentu akan mengurangi kinerja kita. Meskipun secara total, jam kerja kita berkurang, bisa jadi dengan memberi jeda untuk melakukan hobi, efektivitas kerja kita semakin meningkat. Dengan demikian justru kita menjadi semakin produktif dan menghasilkan lebih banyak hal dalam waktu kerja yang semakin pendek.

Bagaimana dengan aktivis? Kerja-kerja aktivis biasanya merupakan kerja jangka panjang yang membutuhkan pemikiran dan kerja keras untuk membuat perubahan dunia ke arah yang lebih baik. Di dalam kerja semacam itu, tentu ada banyak tantangan yang dihadapi. Tantangan-tantangan ini potensial memberikan tekanan batin pada para aktivis. Untuk itu mereka perlu memperkuat mental dan fisik mereka. Salah satu caranya adalah dengan mengatur waktu mereka. Di antara waktu-waktu produktif mereka, mereka perlu meluangkan waktu untuk mengisi baterai energi mereka. Salah satu caranya adalah dengan meluangkan waktu untuk melakukan hobi.

Mewarnai_contoh hobi untuk mengurangi stress
Hobi apa yang cocok untuk para aktivis? Ada banyak sekali jenis kegiatan hobi yang dapat dipilih oleh para aktivis. Apapun kegiatan yang dipilih, berikut ini adalah hal-hal yang mungkin perlu dipertimbangkan sebelum memilih hobi.

1. Tentukan tujuan
Sebelum memilih hobi, tentukan dahulu apa tujuan melakukan hobi tersebut. Hal-hal penting apa yang ingin dicapai dari hobi tersebut. Ada orang yang melakukan hobi untuk bersenang-senang. Ada yang ingin mencari selingan atau menyegarkan pikiran dan tenaga dari kepenatan rutinitas kerja. Ada pula yang melakukan hobi untuk mendapatkan kawan baru, ketrampilan baru atau suasana baru. Apapun tujuan melakukan hobi, tuliskanlah.

2. Pilih kegiatan yang disukai
Setelah menuliskan tujuan, tulislah daftar kegiatan yang dapat dipilih sebagai hobi yang memenuhi syarat untuk mencapai tujuan tersebut. Salah satu hal penting yang membuat pelaksanaan hobi berjalan lancar dan bertahan dalam waktu panjang adalah kecintaan pada hobi tersebut. Jika kita menyukai kegiatan tersebut, kita cenderung ingin melakukannya kembali. Karena itulah sebuah kriteria penting yang perlu diperhatikan ketika menuliskan daftar kegiatan tersebut adalah kesukaan atau kegemaran kita. Kegiatan-kegiatan apa yang akan membuat kita bahagia? Kegiatan apa yang jika dilakukan akan membuat semangat dan segar kembali? Kegiatan-kegiatan itu bisa jadi berhubungan dengan kegiatan rutin , tetapi bisa jadi sama sekali tidak berhubungan. Apapun itu, pastikan kegiatan yang dipilih benar-benar disukai.

3. Rasakan manfaat hobi
Selain kegemaran, hal lain yang membuat seseorang bertahan dalam melakukan hobi adalah manfaat yang didapatkan dari hobi tersebut. Manfaat ini bisa saja telah dituliskan ketika menetapkan tujuan; tetapi bisa jadi manfaat ini baru disadari dan dirasakan setelah hobi tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang cukup panjang. Semakin banyak manfaat yang didapatkan dari hobi, semakin besar motivasi untuk melanjutkan hobi tersebut. Berikut ini adalah beberapa pertanyaan panduan ketika mencari manfaat dari hobi. Apakah hobi tersebut akan meningkatkan kualitas hidup kita? Jika ya, kualitas hidup apa yang bertambah dengan melakukan hobi tersebut? Atau apakah hobi tersebut justru mengurangi kualitas hidup kita? Jika ya, kualitas hidup apa yang hilang dari pelaksanaan hobi tersebut? Adakah hal-hal yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi hal tersebut? Apakah hobi tersebut akan meningkatkan kualitas alam? Dengan cara apa? Atau apakah justru merusak alam? Bagaimana hal ini dapat dicegah? Adakah cara lain untuk melakukan hobi tetapi dengan cara yang tidak merusak alam? Apakah hobi tersebut akan membuat kualitas hubungan dengan orang-orang penting dalam hidup kita menjadi lebih baik? Adakah hubungan baru yang dapat dibangun dari hobi tersebut? Hubungan macam apa yang dapat ditingkatkan dengan pelaksanaan hobi tersebut? Atau apakah justru sebaliknya, hobi tersebut makin menjauhkan kita dari banyak orang yang kita cintai? Jika ya, bagaimana cara mengantisipasinya? Buatlah jawaban pertanyaan-pertanyaan di atas dan tuliskan semua hal positif yang didapatkan dari hobi tersebut di dalam daftar manfaat hobi. Periksalah apakah manfaat tersebut benar-benar dirasakan setiap kali melakukan hobi tersebut? Jika, ya, jadikan hal itu sumber motivasi untuk melakukan hobi tersebut.

4. Perhatikan ketersediaan waktu
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih hobi adalah ketersediaan waktu. Banyak orang memulai hobi, tetapi kemudian berhenti karena tidak memiliki waktu untuk melakukan hobi tersebut. Untuk itu alokasi waktu untuk hobi menjadi penting. Jangan sampai karena alokasi waktunya kurang, hobi tersebut dijalankan dengan tidak tuntas yang berujung pada kekecewaan atau frustrasi. Jika ini terjadi, tujuan hobi untuk mencari kesenangan tentu tidak tercapai. Sebagai bahan awal untuk berpikir, sebelum memulai sebuah hobi, daftar pertanyaan berikut mungkin dapat membantu. Sejauh mana hobi tersebut penting untuk kita? Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan hobi tersebut? Apakah kita benar-benar memiliki waktu yang dibutuhkan? Apa resikonya jika waktu tersebut tidak tersedia? Berapa banyak waktu yang benar-benar dapat dialokasikan untuk hobi tersebut? Bagaimana cara kita memastikan bahwa waktu untuk hobi tersebut tersedia? Adakah waktu untuk hal-hal lain yang harus dikurangi atau dibuat lebih efisien? Adakah waktu untuk hal-hal penting lain yang dapat digabung dengan waktu untuk hobi kita? Apakah kita benar-benar dapat menikmati hobi di waktu-waktu yang kita sediakan?

Agar pertanyaan-pertanyaan di atas dapat dijawab dengan baik, pertama-tama kita perlu mengenali struktur penggunaan waktu kita sehari-hari. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat daftar penggunaan waktu kita setiap hari. Kemudian, perhatikan kebutuhan waktu untuk hobi yang kita pilih. Pikirkan bagaimana waktu untuk hobi dapat kita masukkan ke dalam jadwal tersebut. Pahami kapan dan seberapa sering hobi tersebut harus dilakukan. Ada jenis-jenis hobi yang fleksibel kebutuhan waktunya, ada pula yang harus dilakukan di waktu-waktu tertentu. Contoh jenis hobi dengan kebutuhan waktu fleksibel adalah mengumpulkan benda koleksi, membuat kue atau berkebun. Untuk kegiatan-kegiatan tersebut, kita dapat mengatur waktu kita sendiri. Sebaliknya ada pula hobi yang harus dilakukan pada waktu tertentu, misalnya menonton sepak bola, atau mengikuti kelas tari salsa. Untuk jenis hobi yang kedua ini, tidak ada jalan lain kecuali menyediakan waktu sesuai dengan jadwal kegiatan yang sudah ada. Untuk hobi jenis ini, kita perlu melakukan pengaturan jadwal. Pada waktu yang dibutuhkan untuk melakukan hobi, adakah kegiatan-kegiatan lain yang sudah dijadwalkan pada waktu tersebut? Kegiatan-kegiatan tersebut mungkin dapat kita pindahkan ke jadwal yang lain atau sebaliknya kita perlu memeriksa apakah pelaksanaan hobi tersebut bisa dipindahkan ke waktu yang lain.

5. Sediakan sumber daya
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam memilih hobi adalah ketersediaan sumber daya. Yang dimaksud dengan sumber daya di sini adalah uang dan barang yang harus disediakan untuk melakukan hobi tersebut. Apakah hobi tersebut menghasilkan uang? Atau justru menghabiskan uang? Dapatkah hobi tersebut dibiayai? Apakah kita memiliki uang tersebut? Atau apakah kita harus berhutang? Apakah hobi tersebut harus dibiayai terus menerus secara rutin? Atau cukup sekali investasi? Bagaimana kita akan membiayainya? Hal-hal tersebut perlu dipertimbangkan sebelum kita memutuskan memilih hobi tertentu. Jangan sampai setelah mengeluarkan uang banyak untuk dana awal hobi, ternyata kemudian hobi tersebut tidak dapat berlanjut. Apakah kebutuhan akan uang untuk membiayai hobi dapat digantikan dengan sumber daya lain? Jika ada benda hanya harus dibeli, apakah kita dapat menggunakan bahan bekas? Atau apakah kita dapat memperolehnya secara gratis dari orang lain? Atau apakah kita dapat berbagi biaya atau barang yang dibutuhkan dengan kawan-kawan?

6. Ajaklah kawan untuk melakukan hobi bersama
Hal terakhir yang perlu diperhatikan ketika memilih hobi adalah bersama siapa kita dapat melakukannya. Tergantung dari jenis hobinya, ada kegiatan-kegiatan yang lebih cocok dilakukan sendiri dan ada kegiatan-kegiatan yang cocok dilakukan bersama kawan. Untuk hobi yang cocok dikerjakan bersama, tentu akan sangat menyenangkan apabila dilakukan bersama dengan orang-orang yang kita sukai. Orang-orang ini belum tentu keluarga dekat atau teman sekantor, tetapi bisa jadi kawan bermain sejak kecil, atau kawan baru atau sahabat yang terasa sehati ketika membahas hobi tersebut. Bersama mereka, kita bisa lebih bersemangat dan senang melakukan hobi tersebut. Sebaliknya, diharapkan kualitas hubungan dengan mereka bisa lebih baik dengan pelaksanaan hobi tersebut bersama-sama.

Berkebun_salah satu pilihan hobi untuk aktivis
Itulah beberapa tips dalam memilih hobi. Kita bisa memutuskan, mulai memiliki hobi dari sekarang atau menunggu sampai tua nanti. Kita bertanggung jawab pada pilihan hidup kita sendiri. Kehidupan kita di masa mendatang akan tergantung dari apa yang kita lakukan saat ini. Semoga dengan hobi, hidup kita bisa lebih menyenangkan dan membahagiakan. Dan itu menjadi salah satu sumber energi untuk melakukan karya-karya yang luar biasa sebagai aktivis.

***

[MEDIA] Mengembangkan Hobi dengan Memanfaatkan Media Internet

Oleh: Agustein Okamita 

Para aktivis adalah orang-orang yang sangat sibuk. Kadang kala, karena kesibukannya, banyak di antara mereka lebih memfokuskan diri pada kegiatan aktivismenya ketimbang dirinya sendiri. Padahal, Steven Covey dalam bukunya “Tujuh Kebiasaan Manusia yang Sangat Efektif” atau “Seven Habits of Highly Effective People”, mengatakan bahwa salah satu kebiasaan manusia yang efektif adalah ‘mengasah gergaji (sharpen the saw)’. Mengasah gergaji artinya menjaga/memelihara dan meningkatkan aset terbesar yang dimiliki – yaitu diri sendiri. Ini berarti memiliki program yang seimbang untuk memperbarui empat area di dalam diri: fisik, sosial/emosional, mental, dan spiritual adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan.

Melakukan kegiatan yang menjadi hobi merupakan salah satu cara yang disarankan untuk ‘mengasah gergaji’. Ketika mengerjakan hobi, biasanya kita akan menjadi lebih santai dan gembira. Kondisi santai dan gembira mengurangi rasa stres dan beban di dalam pikiran, yang membantu memperbaiki kondisi mental dan meningkatkan kesehatan emosional kita. Karena itu, sangat baik bagi para aktivis untuk terus mengembangkan hobi dan passion masing-masing. Beberapa hal yang disarankan kepada para aktivis untuk tetap sehat secara emosi dengan cara melakukan hobi antara lain:
  1. Sediakan waktu khusus untuk melakukan kegiatan yang berkaitan dengan hobi secara teratur,
  2. Tingkatkan kemampuan atau keterampilan yang berhubungan dengan hobi dengan mempelajarinya lebih dalam, 
  3. Carilah teman-teman yang memiliki hobi yang sama atau bergabunglah dalam sebuah komunitas hobi tersebut, agar Anda lebih terpacu dan bersemangat untuk mengembangkan hobi, 
  4. Manfaatkan media, khususnya internet dan media sosial untuk meningkatkan kemampuan dan saling berbagi dalam kegiatan yang berhubungan dengan hobi tersebut.
Memanfaatkan Media Internet

Djaman sekarang ini, media internet merupakan salah satu alat bantu yang sangat efektif dalam mengembangkan hobi. Jika dulu kita bergantung pada buku-buku yang ada di toko buku atau perpustakaan, atau perlu mengikuti kursus jika ingin menguasai suatu hobi tertentu, sekarang kita bisa mendapatkan banyak informasi dengan memanfaatkan internet.
Jika ingin mencari tahu tentang resep masakan tertentu, para penggemar kegiatan masak-memasak hanya perlu mengetikkan kata kunci yang tepat di mesin pencari, dan wuushh...!! - dalam hitungan detik gambar masakan itu muncul di hadapan kita, disertai informasi mengenai bahan-bahan yang dibutuhkan dan cara-cara memasaknya. Jika ingin tahu tentang cara menanam tanaman tertentu atau cara membasmi hama pada tanaman yang spesifik, para penggemar pertanian dan bercocok tanam saat ini juga tinggal mencarinya di internet. Demikian juga dengan jenis-jenis hobi yang lain. Di dunia maya, semua yang dibutuhkan akan langsung hadir di depan layar komputer/gadget kita.

Di muka bumi ini ternyata ada banyak orang yang murah hati dan senang berbagi, yang mau memberikan informasi dan pengetahuan di internet. Berbagai informasi mereka bagikan, di antaranya adalah informasi-informasi yang berkaitan dengan hobi. Ada berbagai cara mereka berbagi informasi tentang hobi di internet, yaitu dalam bentuk website/blog, video, maupun melalui grup-grup di media sosial.

Berkaitan dengan hobi, ada banyak contoh website atau blog yang bisa kita kunjungi. Beberapa di antaranya yaitu:
  1. Memasak dan kuliner. Beberapa blog/website yang membagikan kumpulan resep masakan serta cara memasaknya, yang sering saya kunjungi antara lain: Diah Didi’s Kitchen (http://www.diahdidi.com/), Dapur Nuqi (http://www.dapurnuqi.com/), Langsung Enak (http://www.langsungenak.com/), http://allrecipes.com/, http://resepmasakanku.com/. 
  2. Craft atau kerajinan tangan. Blog atau website tentang craft atau kerajinan tangan, di antaranya: Kerajinan tangan (http://www.kerajinan-tangan.com/), http://kreasi-kerajinantanganku.blogspot.co.id/, http://www.zhahab.blogspot.co.id/, http://www.allfreecrafts.com/, http://www.ravelry.com/, dan sebagainya. 
  3. Olah raga. Website atau blog berisi informasi tentang olah raga di antaranya: bulutangkis.com, http://karate.snowcron.com, http://www.allabout-swimming.blogspot.co.id/, http://www.wushuindonesia.com/, http://belajarcatur.blogspot.co.id/ dan lain-lain.
Beberapa website/blog di atas saya cantumkan karena muncul di bagian teratas mesin pencari Google, dan yang lainnya adalah website/blog yang sering saya kunjungi. Sebenarnya masih ada banyak website/blog lain yang bisa dilihat, jika kita bisa memilih kata kunci yang tepat. Silakan mencoba sendiri sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing.

Bulutangkis.com

Memanfaatkan Media Sosial

Melakukan kegiatan yang menjadi hobi memang memberikan banyak manfaat. Selain menyalurkan kesenangan dan mengurangi rasa stress, jika dilakukan bersama-sama dalam kelompok atau komunitas, hobi juga akan menambah jumlah teman. Di dalam kelompok, para pehobi tidak hanya berbagi ilmu, tetapi juga saling menyemangati satu sama lain. Ketika kita melakukan hobi dan berada dalam komunitas yang sesuai, kita akan lebih termotivasi untuk mengerjakannya dengan lebih baik lagi, dan termotivasi untuk saling berbagi dengan yang lain.

Selain melalui tulisan blog atau website, cara lain untuk saling berbagi informasi mengenai hobi adalah melalui grup-grup di media sosial. Di grup-grup ini, semua orang bisa saling berbagi, baik pengetahuan mengenai cara melakukan (how to), tips dan trik, maupun informasi tentang kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan keterampilan mereka. Saat ini ada banyak grup media sosial yang bisa digunakan sebagai tempat berbagi, seperti Facebook, Whatsapp, BBM, dan lain-lain. Beberapa grup di media sosial yang berkaitan dengan hobi di antaranya adalah:
  1. Grup di Facebook untuk penggemar pertanian/bercocok tanam: Belajar Bareng Hidroponik (terdapat juga whatsapp group-nya), Kebun Kecil Keluarga, Rumah Hidroponik Bertha Suranto, dan lain-lain. 
  2. Grup di Facebook untuk olah raga tertentu: Bulutangkis dotcom, Satriakusuma Wushu Indonesia, dan lain-lain. 
  3. Grup di Facebook untuk para crafter: Komunitas Merajut Bandung (terdapat juga whatsapp group-nya), Hobbyist Craft Bandung, Mari Belajar Menjahit, Indonesian Knitters, Decoupage Attack, dan sebagainya. 
  4. Grup di Facebook untuk penggemar kuliner/masak-memasak: Langsung Enak, Aneka Kue dan Resep Masakan Enak, dan lain-lain.
Salah satu grup hobi di Facebook yang menarik bagi saya adalah grup Langsung Enak (LE). Di grup ini, ada di antara anggota grup yang sebelumnya tidak bisa membuat kue, akhirnya menjadi mampu membuat kue karena terinspirasi oleh kegiatan anggota-anggota yang lain di grup . Bahkan ada yang akhirnya mendapatkan penghasilan tambahan dari hobi memasak, karena terinspirasi oleh status-status yang di-posting di grup ini .

Grup FB Langsung Enak
Grup ini merupakan salah satu grup yang anggotanya cukup aktif membagikan resep-resep masakan dan tips dan trik memasak masakan tertentu. Ada kalanya mereka mengadakan pertemuan (kopi darat) di kota-kota tertentu untuk mempelajari teknik pembuatan makanan tertentu.

Grup pehobi di Bandung yang juga aktif mengadakan pelatihan bersama adalah Hobbyist Craft Bandung. Menurut Ibu Ade Fidianti yang menjadi administrator grup Hobbyist Craft Bandung, grup ini merupakan wadah para crafter Bandung dan sekitarnya untuk saling berkomunikasi, sharing ilmu, belajar bersama, berbagi info-info tentang pameran atau berbisnis produk craft. Grup Facebook yang sebelumnya bernama “Ibu-ibu Hobby Craft Bandung (IIHC Bandung)” yang dibuat pada tahun 2013 ini mewadahi berbagai hobi yang terkait dengan kerajinan tangan (craft), jadi tidak hanya satu jenis kerajinan saja.

Info kegiatan craft di grup FB Hobbyist Craft Bandung
Selain informasi internet dan media sosial, jika ada yang membutuhkan tutorial dalam bentuk video, di saluran video Youtube juga bertebaran tutorial-tutorial yang dapat kita pilih sesuai dengan kebutuhan kita. Dengan kata kunci yang tepat, kita akan diarahkan ke berbagai video yang sesuai dengan pencarian kita. Misalnya: How to learn swimming, knitting tutorial, dan lain-lain.

Keuntungan dari kemajuan teknologi ini adalah kecepatan dan jumlah informasi yang didapat dalam waktu yang cukup singkat. Selain itu, informasi yang kita terima sangat tidak terbatas, sehingga dapat dibandingkan satu sama lain dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Berbagai website, blog, dan video tutorial yang dibagikan oleh orang-orang yang senang berbagi, membuat para pehobi serasa dimanjakan dan difasilitasi untuk mengembangkan hobi mereka seluas-luasnya. Komunitas yang mendukung dan saling berbagi juga memberikan dampak positif bagi para pehobi, dan membuat mereka lebih bersemangat dalam melakukan hobi mereka.

[JALAN-JALAN] Mengintip Toko Buku Kecil di Kota Bandung

Oleh: Debby Josephine

Rubrik jalan-jalan edisi kali ini akan mengajak kita untuk menemui salah satu toko buku indie di Kota Bandung yang dapat menjadi pilihan destinasi saat hendak menyalurkan hobi, yaitu Tobucil & Klabs. Berdiri sejak 2001, Tobucil hadir dengan tagline: “buku, hobi dan komunitas” Jika kita tarik mundur ke belakang tepatnya pada masa munculnya budaya kreatif di Kota Bandung tahun 90’an, maka kita akan melihat wajah pergerakan independen yang ramai bermunculan. Terlebih pada krisis ekonomi 1998 yang mendorong munculnya pergerakan dan wirausaha kreatif di Kota Bandung, dan ya! embrio Tobucil mulai terbentuk pada masa itu.

Tobucil saat ini
Lahirnya Tobucil pada tahun 2001 merupakan jejak awal munculnya toko buku alternatif di Kota Bandung. Tidak hanya menawarkan buku, Tobucil pun dapat menjadi wadah pergerakan komunitas dengan memberikan ruang-ruang pengembangan diri aktivis sehingga tak heran jika klab-klab tobucil terdengar di mana-mana.

Buku-buku yang ditawarkan oleh Tobucil cukup beragam meskipun kebanyakan buku yang hadir adalah buku-buku tentang seni dan budaya. Apalagi ketika tahun-tahun awal berdiri menurut beberapa sumber banyak ditemukan buku-buku ke-”kiri”-an. Jelas, cukup sulit untuk bertahan dengan idealisme pada masa itu. Masa di mana pergerakan paham “kiri” mendapat “perhatian” lebih dari pemerintah, dan Tobucil merupakan salah satu toko buku yang cukup lestari karena dapat bertahan hingga sekarang.

Kini wajah Tobucil menjadi tak asing bagi kebanyakan komunitas dan masyarakat. Tak hanya di Kota Bandung tapi juga di kota-kota lainnya, apalagi jika berkenaan dengan penyaluran hobi. Bertempat di Jalan Aceh no. 59, Bandung, Tobucil membuka kelas-kelas yang dapat diikuti oleh siapa pun, seperti: “kelas merajut, public speaking, sama kelas foto cerita” tutur mbak Mutia yang sedang berjaga di Tobucil.

Memang, beberapa kegiatan jurnalistik dan kerajinan tangan adalah ciri khas yang dimiliki Tobucil & Klabs dari awal hingga saat ini. Kelas-kelas yang diadakan Tobucil bekerjasama dengan pengajar-pengajar dari luar – biasanya merupakan teman dari penggagas Tobucil yaitu Tarlen Handayani -- dan khusus untuk kelas merajut, pengajarnya berasal dari Tobucil sendiri.

Ketika berkunjung ke Tobucil & Klabs, pertama kita akan menjumpai beberapa meja dan kursi yang disediakan untuk pengunjung dan tempat berlangsungnya kegiatan. Lalu setelah masuk ke ruangan, kita akan menemui buku-buku yang tersusun rapi di rak-rak serta hasil karya kerajinan.

Tobucil juga menyediakan alat dan bahan untuk kerajinan tangan yang cukup beragam dan harga yang bersaing dengan toko lainnya.

Pojok alat dan bahan kerajinan tangan
Saya pun akhirnya tertarik untuk membeli benang rajut dan alat merajut di sana karena pilihan jenis bahan dan warna benang cukup menggoda iman saya. Barang-barang jadi lainnya pun tak kalah menarik. Beberapa di antaranya merupakan barang hasil karya teman-teman yang berkegiatan di sana. Penasaran ingin berkunjung? Atau ingin menyalurkan hobi di sana? Silahkan saja berkunjung ke Tobucil & Klabs yang buka setiap hari dari pukul 09.00 – 20.00. Psst, dengar-dengar Tobucil akan pindah tempat di awal Agustus 2016 nanti! untuk kabar selanjutnya dan info mengenai Tobucil silahkan mengunjungi situs resmi di www.tobucil.net juga media sosial yang dimiliki Tobucil seperti instagram dan twitter: @tobucil.

[RUMAH KAIL] Ayo Minimalkan Sampah! - Belajar dari Cara Penanganan Sampah di Rumah KAIL-

Oleh : Melly Amalia – Koordinator Rumah KAIL

Sampah akan jadi menjijikan dan merusak keindahan bila tidak ditangani secara tepat. Biasanya ini disebabkan karena wadah pembuangannya tercampur antara material organik dan non organik atau tidak disimpan di tempat yang benar. Dalam hierarki penanganan sampah, biasanya kita mengenal istilah 3R (reduce, reuse, recycle). Banyak orang yang masih salah kaprah menerapkan konsep 3R ini dengan‘lompat’ langsung ke tahapan daur ulang (recycle). Padahal, sebaiknya konsep 3R ini dilakukan sesuai urutan prioritas, yaitu :
  1. Reduce - Kurangi sampah dari awal atau dari sumbernya, 
  2. Reuse - Bila terpaksa menghasilkan sampah, gunakan kembali barang tersebut sesuai dengan kebutuhan, dan 
  3. Recycle – Daur ulang sampah, yaitu mengubah sampah yang dihasilkan menjadi barang baru yang dapat dipergunakan lagi.Jadi perlu diingat bahwa recycle merupakan tahap terakhir dalam menangani sampah.
Dalam setiap kegiatan KAIL, Rumah KAIL berusaha memutar aliran material atau meminimalkan material yang dihasilkan. Mulai dari proses pembelian bahan baku, penyajian/kemasannya sampai ke pengolahannya. Meskipun KAIL bukanlah lembaga yang khusus bergerak di bidang lingkungan hidup, penanganan sampah merupakan bentuk kepedulian KAIL untuk berkontribusi dalam usaha pengurangan sampah di bumi serta kampanye hidup berkelanjutan.

Dari hasil identifikasi, sumber sampah dari Rumah KAIL berasal dari aktivitas dapur sehari-hari, konsumsi rapat, serta konsumsi kegiatan Program KAIL. KAIL mencoba menerapkan prinsip penanganan sampah yang pertama yaitu reduce untuk meminimalkan sampah yang dihasilkan.

Sebagai contoh, hal-hal yang biasanya kami lakukan adalah: kami mengingatkan sesama staf KAIL serta menyampaikan kepada peserta kegiatan dan tamu yang datang ke Rumah KAIL untuk tidak membawa makanan/minuman yang menghasilkan sampah. Bila membeli barang atau makanan untuk kegiatan KAIL, kami membawa wadah sendiri (seperti misting, rantang, botol minum) dan tas kain. Saat memesan makanan di warung, wadah makanan/ rantang kami titipkan pada penjual makanan di warung beberapa waktu sebelumnya, sehingga makanan yang dipesan tidak dibungkus menggunakan bungkus kertas,plastik atau kresek. Ketika membeli makanan, kami memilih membeli makanan yang tidak berkemasan, kecuali jika berkemasan daun.

Dalam penyajian konsumsi di Rumah KAIL, anda tidak akan menemukan air minum dalam kemasan gelas atau botol plastik. Kami menyajikan minuman yang kami masak dari air segar pegunungan dengan gelas/ cangkir.

Penyajian makanan dan minuman pada setiap kegiatan di Rumah KAIL
- Mengurangi pemakaian alat dan bahan yang menghasilkan sampah
Bila dengan terpaksa tetap ada sampah yang dihasilkan, maka barang/sampah tersebut tidak langsung kami buang ke tempat sampah, tetapi akan disimpan dan digunakan kembali (reuse) bila sewaktu-waktu diperlukan. Tentu tujuannya untuk memperpanjang umur barang tersebut. Atau kami kumpulkan dan pisahkan material yang masih berfungsi atau bernilai ekonomi, misalnya tas kresek, dus kertas bekas makanan dan kemasan gula kiloan, untuk kemudian diberikan kepada pemulung.

Upaya untuk mengurangi dan menggunakan kembali menjadi prioritas utama dalam menangani sampah di Rumah KAIL. Untuk jenis sampah residu atau yang tidak bisa dimanfaatkan sama sekali, misalnya baterai, kami usahakan semaksimal mungkin untuk dikurangi atau diminimalkan pemakaiannya. Untuk material sampah organik, Rumah KAIL menerapkan beberapa alternatif pengolahan material organik, yaitu:
  1. Biodigester, yaitu suatu wadah atau bangunan penampung materi organik yang proses penguraiannya dibantu oleh bakteri metanogen untuk menghasilkan gas campuran (metan, karbondioksida dan gas lainnya), yang disebut biogas. Materi sampah organik untuk biodigester biasanya berasal dari sisa makanan dan sayuran, kotoran hewan, kotoran manusia dan materi organik lainnya. Di Rumah KAIL, biodigester berasal dari sisa makanan dan dari pembuangan urine atau tinja di kamar mandi. Biodigester ini dipasang di bawah tanah dan dari hasil pemrosesannya mengeluarkan gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar kompor biodigester
  2. Pengomposan dengan menggunakan keranjang Takakura serta menara cacing. Keranjang Takakura adalah salah satu metode pengomposan materi organik skala rumah tangga. Sedangkan menara cacing dibuat di kebun, di antara bed (tempat tumbuh tanaman yang dirancang secara khusus untuk) tanaman. Semakin banyak sisa makanan yang dibuang ke menara cacing, maka semakin banyak cacing yang datang dan mendapatkan makanan. Kehadiran cacing-cacing akan membantu tanah di sekitarnya menjadi lebih subur.
Sejak bulan November 2015, Rumah KAIL diramaikan oleh sekawanan hewan ternak bebek. Hebatnya, bebek-bebek ini juga membantu kami mengolah material organik. Caranya, dengan memakan segala jenis material organik yang berasal dari dapur. Sisa makanan, batang sayuran, semua akan ditelan bebek dengan lahap.Untuk material organik yang ukurannya besar, material organik dicacah dulu sehingga memudahkan bebek-bebek menelan makanannya.

Berbagai metode pengolahan materi organik di Rumah KAIL (dimulai dari kiri atas searah jarum jam):
(1) menara cacing dalam bed; (2) menara cacing di luar bed; (3) keranjang takakura;
(4) kompor biogas; (5) kandang bebek
Demikianlah ulasan tentang pengolahan sampah di Rumah KAIL.Semoga ulasan ini menambah wawasan Anda tentang pengolahan sampah yang dapat dilakukan pada skala rumah tangga.Kalau Anda bertandang ke Rumah KAIL, ingatlah untuk tidak membawa makanan atau minuman kemasan yang menghasilkan sampah. Ditunggu, ya, kedatangannya di Rumah KAIL :)

*****
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...