Penulis: Shintia D. Arwida
Pangan, kedaulatan dan ketahanan. Resensi majalah dan buku
Majalah pertanian berkelanjutan “Petani” terbit pertama kali di tahun 2001 dan saat itu bernama “Majalah Salam”. Majalah ini menjadi sarana berbagi pengetahuan, inovasi, dan aktivitas antar tenaga penyuluh lapangan, petani, dan orang-orang yang bekerja di bidang pertanian berkelanjutan. Majalah ini terbit empat kali setahun dan didistribusikan ke seluruh Indonesia. Target pembaca majalah ini adalah kelompok petani, LSM, pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga penelitian. Edisi terakhir Majalah Petani terbit di bulan Maret 2011.
Ada dua edisi yang menyoroti masalah ketahanan pangan dan kedaulatan pangan:
Majalah SALAM No. 2 (http://www.agriculturesnetwork.org/magazines/indonesia/2-rawan-pangan). Edisi ini menyoroti masalah rawan pangan yang terjadi di Indonesia. Secara khusus artikel yang disajikan memuat contoh-contoh sistem pertanian berkelanjutan yang memiliki potensi mengatasi masalah rawan pangan.
Edisi ini mengangkat tema kedaulatan pangan. Gerakan yang mendukung kedaulatan pangan sejatinya adalah gerakan yang memperjuangkan hak atas pangan dan hak petani (skala kecil). Pangan yang sehat, aman, dan terjangkau seharusnya tersedia bagi semua orang; termasuk petani sebagai produsen bahan pangan. Sayangnya, hak-hak ini sering kali diabaikan oleh negara karena negara lebih berpihak pada industri pertanian dan pasar. Hal ini terlihat dari kebijakan pemerintah yang tidak melindungi hak petani atau pelaksanaan yang buruk dari kebijakan yang melindungi petani. Agar kedaulatan pangan bisa tercapai, aspek-aspek seperti peran serta perempuan, pertanian skala kecil, dan inovasi bidang pertanian harus diperhatikan juga.
Kedua edisi ini bisa dibaca secara online dengan mengikuti link yang sudah diberikan. Pada kedua edisi ini, ada juga ulasan seputar buku-buku bacaan yang terkait dengan isu ketahanan pangan, pada rubrik “Lentera Pustaka”.
REVIEW BUKU FOOD RULES –Michael Pollan
Food Rules: An Eater’s Manual. New York: Penguin Press. 2009. ISBN 978-0143116387.Pedoman Bagi Para Penyantap Makanan.
Buku ini diterjemahkan dan diterbitkan oleh Opus dalam Bahasa Indonesia. Michael Pollan adalah penulis yang memiliki rekam jejak panjang dalam menulis isu seputar pangan yang sehat dan berkelanjutan. Buku-bukunya yang lain yang juga mengulas isu pangan adalah “In Defense of Food – An Eater’s Manifesto” dan “Omnivore’s Dillema”.
Dalam buku setebal 165 halaman ini, Anda akan mendapatkan tips sederhana untuk memilih pangan yang baik bagi kesehatan Anda sekaligus juga cara makan yang sehat. Bersiaplah untuk mendapatkan tips kontroversial seperti:
(1) Hindari makanan yang diiklankan di televisi, (2)Semakin putih warna roti yang Anda makan, makin cepat Anda akan meninggal, (3). Jangan makan makanan yang tidak ada pada masa nenek Anda hidup.
Lewat buku ini Michael Pollan mengajak konsumen menjadi lebih kritis dan cerdas dalam memilih jenis makanan yang dikonsumsi. Hanya makanan yang berasal dari bahan-bahan alamilah yang terbaik bagi tubuh kita. Makanan olahan pabrik yang penuh bahan pengawet dan bahan artifisial justru akan membahayakan kesehatan kita.
Ajakan untuk mengonsumsi bahan-bahan alami dan dihasilkan di dalam negeri juga akan membantu petani, khususnya petani skala kecil yang merupakan penyuplai hampir 80% bahan pangan di Indonesia.
REVIEW BUKU THE ROUGH GUIDE TO FOOD – How to make the right food choice
The Rough Guide To Food – How to make the right food choice. New York: Penguin Books. 2009. ISBN 13: 978-1-84836-001-3
Meski fokus penulisan buku setebal 311 halaman ini adalah negara Inggris, kita bisa belajar bagaimana cara industri makanan, agribisnis, dan supermarket beroperasi. Terutama di era globalisasi yang salah satu cirinya adalah standardisasi operasi di berbagai belahan dunia, maka model yang disajikan di buku ini juga bisa ditemui di Indonesia.
Pada bagian awal buku ini, pembaca diajak untuk melihat hal-hal yang merusak alam dan kesehatan konsumen sebagai akibat dari cara industri makanan dan agribisnis beroperasi saat ini. Buku ini dengan berani mengatakan bahwa pangan yang tak sehat sama dengan keuntungan melimpah bagi industri (unhealthy food = healthy profit). Isu seperti GMO (genetically modified organism), pencemaran pestisida dan pupuk kimia pada sumber-sumber air, juga dibahas dengan jelas di buku ini.
Selain mengkritisi penerapan kapitalisasi di sektor pangan dan pertanian, buku ini juga menyajikan alternatif yang lebih berkelanjutan dan sehat bagi konsumen. Contohnya seperti urban gardening, produk-produk Fair Trade, gerakan locavore(menghindari bahan pangan impor) dan memanen langsung dari alam (foraging) menjadi pengetahuan menarik yang bisa dicoba di konteks Indonesia.
No comments:
Post a Comment