[PROFIL] Ayah ASI Bandung


Sumber gambar: https://roisz.wordpress.com/2014/01/25
dua-tahun-aab/
“Meningkatkan kesadaran akan peran ayah melalui cara ayah.” Itulah yang dilakukan Idzma Mahayattika dan teman-teman melalui gerakan Ayah ASI Bandung. Dengan adanya gerakan ini, diharapkan akan semakin banyak ayah yang peduli dan mau terlibat dalam pengasuhan anak-anaknya.

Idzma, co-founder Ayah ASI Bandung, lebih suka menyebut gerakan ini sebagai Komunitas Ayah ASI Bandung. Meskipun Ayah ASI Bandung muncul setelah adanya gerakan ID Ayah ASI, namun menurut Idzma, bentuknya berbeda. “Kalau ID Ayah ASI menyatakan diri sebagai social media movement, sedangkan Ayah ASI Bandung bentuknya lebih cocok disebut komunitas. Juga, karena Bandung itu kota komunitas, maka kampanye Ayah ASI Bandung lebih mudah dengan cara menggandeng komunitas-komunitas yang melibatkan para ayah. Jadi kerjasama antar komunitas,” jelas Idzma.

Komunitas Ayah ASI Bandung menempatkan diri sebagai teman ngobrol pada ayah. Yang dikampanyekan sebenarnya isu parenting, namun penyampaiannya dikemas dengan mengikuti gaya ayah. “Ayah itu tidak suka diceramahi, lebih suka ngopi, bersepeda, kegiatan yang cowok banget lah,” kata ayah dari tiga anak ini. Berbekal pemahaman akan kebiasaan dan perasaan para ayah inilah, kampanye Ayah ASI Bandung dijalankan dengan pendekatan yang berbeda dengan seminar-seminar parenting yang biasa digelar. Ayah ASI Bandung memanfaatkan momen-momen santai para ayah untuk menyelipkan isu-isu tentang pentingnya peran ayah dalam pengasuhan anak.  Selama ini, cara yang umumnya dilakukan untuk mengampanyekan parenting kepada para ayah dinilai Idzma jauh dari efektif. Jumlah ayah yang dengan sukarela mau hadir dalam acara-acara parenting jumlahnya sedikit sekali. Mengapa demikian? “Dalam banyak acara parenting, yang membawakan kebanyakan perempuan, lalu ayah yang hadir ditunjuk-tunjuk, ayah harusnya dukung ibu, ayah harus begini, harus begitu. Ayah jadi malas untuk ikut lagi. Ayah merasa dituntut, dan mereka tidak suka,” jelas Idzma.

Padahal, peran ayah untuk mendukung ibu sejak kehamilan dan pasca melahirkan sangatlah penting. Dalam hal menyusui misalnya, tanpa peran dan dukungan ayah, keberhasilan ibu menyusui hanya sekitar 26%. Sedangkan, dengan keterlibatan ayah, keberhasilan ibu menyusui dapat meningkat hingga 98%. “Masa-masa awal ibu menyusui adalah masa yang berat untuk ibu. Masalahnya banyak. ASI tidak keluar, payudara membengkak dan luka, jam tidur yang tidak teratur, banyaklah. Pada masa-masa seperti ini, tanpa dukungan dari Ayah, peluang susu formula masuk besar sekali. Seorang ibu secara alamiah ingin memenuhi kebutuhan bayinya. Pada saat ia kelelahan, dan ASI yang keluar sedikit, ibu tidak bisa lagi berpikir panjang dan jernih. Maka memilih susu formula jadi solusi jangka pendek. Lain halnya jika ayah terlibat. Sebagai orang yang mendampingi ibu, ayah bisa berlaku lebih tenang dan berpikir lebih panjang,” kata Idzma. Hal kedua yang ingin disasar Ayah ASI Bandung adalah keberlanjutan dari keterlibatan ayah dalam mengasuh anak. Jika sejak kelahiran anak, ayah sudah terlibat, maka ayah akan melanjutkan keikutsertaannya mengasuh anak. “Sudah terlibat selama dua tahun di awal, masa tidak berlanjut?" tambah Idzma.

Dari aktivitas twitter @AyahASI_Bandung, terlihat bahwa selain mengampanyekan pentingnya peran ayah, Ayah ASI Bandung juga menyediakan diri sebagai wadah para ayah untuk eksis – menunjukkan kebanggaannya bermain bersama anak dengan mengunggah foto di twitter, - wadah berkegiatan dan kumpul bersama para ayah, hingga menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar parenting.  Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan para ayah, dianggap Idzma sebagai salah satu keberhasilan kampanye Ayah ASI Bandung. “Dulu, hanya ibu-ibu yang sering bertanya seputar hal pengasuhan anak. Sekarang para ayah mulai bertanya-tanya. Para ayah menemukan wadah yang nyaman untuk berbagi dan bertanya. Karena sesungguhnya mereka juga ingin tahu, tapi selama ini tidak tahu mau membahas dengan siapa.  Ya, kegiatannya tetap ngopi-ngopi, jalan dengan Land Rover mereka misalnya. Gaya  obrolannya tetap khas para laki-laki.  Tapi kalau saya dan teman-teman Ayah ASI sudah ngobrol tentang parenting, paling tidak sedikit-sedikit mereka juga dengarlah. Lalu mulai ikut mengobrol dan bertanya.”
Menurut Idzma, pembentukan figur laki-laki yang peduli pengasuhan anak juga efektif mendorong keberhasilan kampanye parenting.  “Kalau dulu, figur laki-laki yang peduli dan membahas parenting itu rapi, klimis, berkemeja, kayak kak Seto. Sekarang, siapa yang menyangka, rambut gondrong dan tampang sangar juga bisa jadi ayah keren. Kalau jalan-jalan di mal, ada anak kecil manggil, 'Mamaaaa...!', orang lain lihat, ah, biasa, manggil mamanya. Tapi kalau ada anak yang manggil, 'Ayah!' lalu ayahnya menghampiri, orang lain lihat apa? Wah,  itu ayah keren! Begitu, kan...?” katanya.

Sekarang, target Idzma dan teman-teman meluas pada kaum muda yang belum menikah. Mareka ingin para lelaki muda juga punya kesadaran sejak dini akan pentingnya peran ayah, sehingga mereka akan terlibat langsung dalam pengasuhan anak ketika membentuk keluarga kelak. Ayah ASI Bandung menggelar acara-acara parenting di lokasi-lokasi yang berdekatan dengan kampus, mendekati mahasiswa dan mahasiswi. “Kemarin waktu menggelar acara di Salman –ITB, setelah acara para mahasiswi curhat. Mereka bilang, ‘Wah, Kak, lelaki yang peduli anak beginiKak, masa depanku!’  Artinya, laki-laki yang mau terlibat itu juga menjadi pertimbangan mereka dalam memilih pasangan hidup. Makanya Ayah ASI Bandung sedang mencoba menjaring para mahasiswa untuk mau datang ke acara-acara kami,” kata Idzma. Tambahnya lagi, “Selama ini orang-orang mungkin tidak punya role model ayah yang terlibat. Bukan tidak ada, ayah-ayah mungkin terlibat tapi tidak terlihat. Karena budaya atau alasan lain, ayah-ayah pada generasi terdahulu, tidak terbiasa  menunjukkan secara terbuka, bagaimana ia peduli dan mengasuh anaknya. Sekarang trend-nya tidak begitu. Bagaimana seorang laki-laki gayanya tetap cowok, asyik ikut kegiatan cowok, tapi juga keren karena  peduli dan terlibat dalam pengasuhan anak.”

“Dengan cara-cara yang dilakukan Ayah ASI Bandung selama ini, ayah akan melihat bahwa keterlibatan dalam pengasuhan anak itu adalah hal yang menyenangkan,” kata Idzma bersemangat.


Untuk mengetahui lebih lanjut dan mengikuti kegiatan Ayah ASI Bandung, ikuti twitter @AyahASI_Bdg atau email ke: ayasibdg@gmail.com

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...