[JALAN-JALAN] Mengintip Toko Buku Kecil di Kota Bandung

Oleh: Debby Josephine

Rubrik jalan-jalan edisi kali ini akan mengajak kita untuk menemui salah satu toko buku indie di Kota Bandung yang dapat menjadi pilihan destinasi saat hendak menyalurkan hobi, yaitu Tobucil & Klabs. Berdiri sejak 2001, Tobucil hadir dengan tagline: “buku, hobi dan komunitas” Jika kita tarik mundur ke belakang tepatnya pada masa munculnya budaya kreatif di Kota Bandung tahun 90’an, maka kita akan melihat wajah pergerakan independen yang ramai bermunculan. Terlebih pada krisis ekonomi 1998 yang mendorong munculnya pergerakan dan wirausaha kreatif di Kota Bandung, dan ya! embrio Tobucil mulai terbentuk pada masa itu.

Tobucil saat ini
Lahirnya Tobucil pada tahun 2001 merupakan jejak awal munculnya toko buku alternatif di Kota Bandung. Tidak hanya menawarkan buku, Tobucil pun dapat menjadi wadah pergerakan komunitas dengan memberikan ruang-ruang pengembangan diri aktivis sehingga tak heran jika klab-klab tobucil terdengar di mana-mana.

Buku-buku yang ditawarkan oleh Tobucil cukup beragam meskipun kebanyakan buku yang hadir adalah buku-buku tentang seni dan budaya. Apalagi ketika tahun-tahun awal berdiri menurut beberapa sumber banyak ditemukan buku-buku ke-”kiri”-an. Jelas, cukup sulit untuk bertahan dengan idealisme pada masa itu. Masa di mana pergerakan paham “kiri” mendapat “perhatian” lebih dari pemerintah, dan Tobucil merupakan salah satu toko buku yang cukup lestari karena dapat bertahan hingga sekarang.

Kini wajah Tobucil menjadi tak asing bagi kebanyakan komunitas dan masyarakat. Tak hanya di Kota Bandung tapi juga di kota-kota lainnya, apalagi jika berkenaan dengan penyaluran hobi. Bertempat di Jalan Aceh no. 59, Bandung, Tobucil membuka kelas-kelas yang dapat diikuti oleh siapa pun, seperti: “kelas merajut, public speaking, sama kelas foto cerita” tutur mbak Mutia yang sedang berjaga di Tobucil.

Memang, beberapa kegiatan jurnalistik dan kerajinan tangan adalah ciri khas yang dimiliki Tobucil & Klabs dari awal hingga saat ini. Kelas-kelas yang diadakan Tobucil bekerjasama dengan pengajar-pengajar dari luar – biasanya merupakan teman dari penggagas Tobucil yaitu Tarlen Handayani -- dan khusus untuk kelas merajut, pengajarnya berasal dari Tobucil sendiri.

Ketika berkunjung ke Tobucil & Klabs, pertama kita akan menjumpai beberapa meja dan kursi yang disediakan untuk pengunjung dan tempat berlangsungnya kegiatan. Lalu setelah masuk ke ruangan, kita akan menemui buku-buku yang tersusun rapi di rak-rak serta hasil karya kerajinan.

Tobucil juga menyediakan alat dan bahan untuk kerajinan tangan yang cukup beragam dan harga yang bersaing dengan toko lainnya.

Pojok alat dan bahan kerajinan tangan
Saya pun akhirnya tertarik untuk membeli benang rajut dan alat merajut di sana karena pilihan jenis bahan dan warna benang cukup menggoda iman saya. Barang-barang jadi lainnya pun tak kalah menarik. Beberapa di antaranya merupakan barang hasil karya teman-teman yang berkegiatan di sana. Penasaran ingin berkunjung? Atau ingin menyalurkan hobi di sana? Silahkan saja berkunjung ke Tobucil & Klabs yang buka setiap hari dari pukul 09.00 – 20.00. Psst, dengar-dengar Tobucil akan pindah tempat di awal Agustus 2016 nanti! untuk kabar selanjutnya dan info mengenai Tobucil silahkan mengunjungi situs resmi di www.tobucil.net juga media sosial yang dimiliki Tobucil seperti instagram dan twitter: @tobucil.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...