Sampah akan jadi menjijikan dan merusak keindahan bila tidak ditangani secara tepat. Biasanya ini disebabkan karena wadah pembuangannya tercampur antara material organik dan non organik atau tidak disimpan di tempat yang benar. Dalam hierarki penanganan sampah, biasanya kita mengenal istilah 3R (reduce, reuse, recycle). Banyak orang yang masih salah kaprah menerapkan konsep 3R ini dengan‘lompat’ langsung ke tahapan daur ulang (recycle). Padahal, sebaiknya konsep 3R ini dilakukan sesuai urutan prioritas, yaitu :
- Reduce - Kurangi sampah dari awal atau dari sumbernya,
- Reuse - Bila terpaksa menghasilkan sampah, gunakan kembali barang tersebut sesuai dengan kebutuhan, dan
- Recycle – Daur ulang sampah, yaitu mengubah sampah yang dihasilkan menjadi barang baru yang dapat dipergunakan lagi.Jadi perlu diingat bahwa recycle merupakan tahap terakhir dalam menangani sampah.
Dari hasil identifikasi, sumber sampah dari Rumah KAIL berasal dari aktivitas dapur sehari-hari, konsumsi rapat, serta konsumsi kegiatan Program KAIL. KAIL mencoba menerapkan prinsip penanganan sampah yang pertama yaitu reduce untuk meminimalkan sampah yang dihasilkan.
Sebagai contoh, hal-hal yang biasanya kami lakukan adalah: kami mengingatkan sesama staf KAIL serta menyampaikan kepada peserta kegiatan dan tamu yang datang ke Rumah KAIL untuk tidak membawa makanan/minuman yang menghasilkan sampah. Bila membeli barang atau makanan untuk kegiatan KAIL, kami membawa wadah sendiri (seperti misting, rantang, botol minum) dan tas kain. Saat memesan makanan di warung, wadah makanan/ rantang kami titipkan pada penjual makanan di warung beberapa waktu sebelumnya, sehingga makanan yang dipesan tidak dibungkus menggunakan bungkus kertas,plastik atau kresek. Ketika membeli makanan, kami memilih membeli makanan yang tidak berkemasan, kecuali jika berkemasan daun.
Dalam penyajian konsumsi di Rumah KAIL, anda tidak akan menemukan air minum dalam kemasan gelas atau botol plastik. Kami menyajikan minuman yang kami masak dari air segar pegunungan dengan gelas/ cangkir.
Penyajian makanan dan minuman pada setiap kegiatan di Rumah KAIL - Mengurangi pemakaian alat dan bahan yang menghasilkan sampah |
Upaya untuk mengurangi dan menggunakan kembali menjadi prioritas utama dalam menangani sampah di Rumah KAIL. Untuk jenis sampah residu atau yang tidak bisa dimanfaatkan sama sekali, misalnya baterai, kami usahakan semaksimal mungkin untuk dikurangi atau diminimalkan pemakaiannya. Untuk material sampah organik, Rumah KAIL menerapkan beberapa alternatif pengolahan material organik, yaitu:
- Biodigester, yaitu suatu wadah atau bangunan penampung materi organik yang proses penguraiannya dibantu oleh bakteri metanogen untuk menghasilkan gas campuran (metan, karbondioksida dan gas lainnya), yang disebut biogas. Materi sampah organik untuk biodigester biasanya berasal dari sisa makanan dan sayuran, kotoran hewan, kotoran manusia dan materi organik lainnya. Di Rumah KAIL, biodigester berasal dari sisa makanan dan dari pembuangan urine atau tinja di kamar mandi. Biodigester ini dipasang di bawah tanah dan dari hasil pemrosesannya mengeluarkan gas yang dapat digunakan untuk bahan bakar kompor biodigester.
- Pengomposan dengan menggunakan keranjang Takakura serta menara cacing. Keranjang Takakura adalah salah satu metode pengomposan materi organik skala rumah tangga. Sedangkan menara cacing dibuat di kebun, di antara bed (tempat tumbuh tanaman yang dirancang secara khusus untuk) tanaman. Semakin banyak sisa makanan yang dibuang ke menara cacing, maka semakin banyak cacing yang datang dan mendapatkan makanan. Kehadiran cacing-cacing akan membantu tanah di sekitarnya menjadi lebih subur.
*****
No comments:
Post a Comment