[TIPS] MEMBANGUN RUMAH IMPIAN

Oleh: Any Sulistyowati[1]

Rumah adalah salah satu kebutuhan dasar yang perlu dipenuhi agar manusia dapat menikmati hidup yang berkualitas. Saat ini, kebutuhan akan rumah dapat dipenuhi melalui beberapa cara. Cara pertama adalah dengan membeli rumah di perumahan yang dipasarkan oleh para pengembang. Cara kedua adalah dengan membangun rumah sendiri. Untuk membangun rumah sendiri, kita dapat menggunakan jasa arsitek atau menggunakan kreasi sendiri. Cara ketiga adalah dengan membeli rumah dari pemilik sebelumnya. Jika enggan atau belum mampu membeli rumah sendiri, pemenuhan kebutuhan rumah dapat dilakukan dengan menyewa.

Masalah terbesar dalam pemenuhan kebutuhan ini adalah biaya yang besar. Mahalnya harga rumah tidak lepas dari biaya produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan rumah tersebut. Biaya tersebut antara lain mencakup biaya tenaga kerja dan bahan-bahan bangunan yang dibutuhkan untuk membuat rumah. Selain itu biaya rumah juga mencakup biaya pembelian tanah yang menjadi lokasi pembangunan rumah tersebut.
Besarnya biaya pengadaan rumah seringkali membuat kita ketar-ketir. Terlebih lagi bagi kita dengan kocek pas-pasan. Bisakah kita memiliki rumah sendiri? Bagaimana caranya? 
Berikut ini adalah beberapa langkah yang mungkin bermanfaat untuk diikuti untuk mendapatkan Rumah Impian.

Langkah 1: Mulailah dengan membayangkan rumah impian kita

Coba bayangkan sebuah jeruk lemon yang sangat asam. Bayangkan sampai rasa asam itu terasa di lidah dan air liur kita. Uff.... kita betul-betul merasa asam, padahal tidak ada satu tetes lemonpun yang masuk ke mulut kita.

Lakukan yang sama untuk membayangkan  rumah impian itu. Lakukan sampai rasa senang, puas dan bahagianya terasa di benak kita seperti ketika kita benar-benar mendapatkan rumah impian itu. Jangan kuatir, ini proses yang gratis. Kita tidak perlu membayar untuk melakukannya.

Lakukan proses ini sesering yang kita mau. Lakukan ini untuk berbagai aspek yang kita inginkan dari rumah impian itu. Tentang pembagian ruangnya, ukurannya, material yang digunakan, sistem pengolahan limbah, sumber energi dll. Sampai lengkaplah detil bayangan Rumah yang kita inginkan.

Proses ini, selain membahagiakan, juga dapat menyemangati kita untuk mendapatkan rumah impian sungguhan. Asalkan... prosesnya tidak berhenti di sini.

Langkah 2: Menggambarkan rumah impian kita di atas kertas

Setelah puas membayangkan, langkah selanjutnya adalah menggambarkannya di atas kertas. Dengan menggambarkannya, kita bisa masuk dalam gambaran yang lebih detil untuk setiap aspek rumah impian kita. Di satu saat, kita bisa membayangkan dan menggambarkan dapurnya. Di saat lain, kita membayangkan dan menggambarkan kamar mandi, kamar tidur, ruang kerja, teras, kebun dan akhirnya lengkaplah gambaran detil tentang semua ruang dalam rumah impian kita.

Proses ini kemungkinan tidak selesai dalam sekali jalan. Mungkin kita perlu mengambar berkali-kali sampai kita memperoleh gambar yang paling kita inginkan. Beberapa orang mungkin lebih suka  membuat maket atau menggambar di komputer atau minta tolong orang lain untuk menggambarkannya.


Contoh sketsa rumah impian kami. Saya perlu membuat banyak sekali sketsa sampai pada gambar yang akhirnya menjadi dasar pembangunan rumah kami yang sekarang.

Langkah 3: Bagikan impianmu kepada para pendukung potensial

Bercerita adalah salah satu proses yang dapat memperkuat motivasi. Dengan bercerita, kita makin memahami apa yang kita ceritakan, termasuk rumah impian kita. Menceritakan rumah impian kepada mereka yang potensial mendukung sangatlah bermanfaat. Bentuk dukungan yang kita terimapun dapat bermacam-macam. Bisa jadi kita akan mendapatkan dukungan moral atau kata-kata pendukung yang akan memperkuat motivasi kita untuk memperoleh rumah. Bisa jadi dukungannya dalam bentuk berbagai informasi yang bermanfaat untuk perwujudan rumah impian kita. Bisa jadi bentuk dukungannya dalam bentuk uang atau barang yang bermanfaat untuk mendapatkan rumah. Material sisa atau bekas mungkin, atau ajakan patungan untuk membeli sebidang tanah. Ada seribu satu kemungkinan dukungan yang dapat kita peroleh dari proses ini.




Rancangan rumah impian dalam bentuk gambar 3 dimensi yang paling mendekati bentuk akhir.
Karya seorang kawan arsitek, Iwan Cosmas, yang membantu menterjemahkan impian menjadi gambar visual. Kami mendiskusikan rancangan berkali-kali sampai akhirnya menjadi gambar-gambar ini.

Langkah 4: Hitung kebutuhan sumberdaya untuk mendapatkan rumah impian

Setelah kita cukup yakin dengan rancangan rumah impian kita, sekaranglah saatnya menghitung kebutuhan sumberdaya untuk mendapatkannya. Sumberdaya yang dimaksud di sini bisa berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli rumah, membeli tanah, bahan bangunan atau membayar tukang; tetapi juga waktu kita untuk pengadaan rumah tersebut. Waktu untuk survey lokasi yang cocok, waktu untuk mencari model rumah impian, waktu untuk memastikan pembangunan rumah berjalan lancar dan sesuai anggaran dan lain-lain.

Konsultasikan dengan pihak-pihak yang lebih berpengalaman untuk perhitungan kebutuhan sumberdaya ini. Mereka bisa jadi adalah para arsitek, pemborong, tukang, developer ataupun teman kita yang sedang atau baru selesai membangun rumah. Kemungkinan mereka memiki data-data penting terkait harga material, tanah dan proses yang dianggap ideal atau lebih baikdalam pembangunan rumah.

Untuk keamanan kita sendiri, berapapun angka yang keluar dari perhitungan kebutuhan sumberdaya kalikanlah satu setengah sampai dua kalinya. Hal ini penting untuk mengantisipasi kenaikan harga bahan bangunan dan upah tukang serta kenaikan biaya akibat kesalahan, perubahan-perubahan, penundaan dll.


Seorang arsitek dapat membantu kita menggambarkan lebih detil rancangan rumah kita sampai ke ukuran-ukuran bagian-bagiannya. Kita juga dapat mendiskusikan pilihan material dan implikasinya terhadap kualitas dan biaya.

Langkah 5: Buat strategi akumulasi sumberdaya untuk membangun rumah impian

Jika kita telah merumuskan kebutuhan sumberdaya, maka langkah selanjutnya adalah menyusun strategi untuk mendapatkan sumberdaya tersebut. Berikut ini beberapa strategi yang mungkin dapat dipilih. Jika kita ingin mendapatkan rumah jadi, mungkin kita akan membutuhkan sejumlah besar uang untuk membeli rumah. Rumah tersebut bisa jadi adalah rumah baru atau rumah bekas. Uang tersebut bisa jadi kita peroleh dari warisan, tabungan atau aset pribadi lainnya. Jika demikian, anda sangat beruntung karena mungkin dapat membeli atau membangun rumah tanpa berhutang. Tetapi apabila anda tidak memiliki aset sebanyak itu, maka anda perlu membuat strategi lain. Dua strategi yang dapat dipilih adalah menabung atau berhutang.

Menabung berarti, kita mengumpulkan sumberdaya sedikit demi sedikit sampai kebutuhan untuk pembuatan/pengadaan rumah impian tersedia. Menabung di sini bisa jadi dalam bentuk uang, tetapi juga bisa dalam bentuk pembelian secara bertahap berbagai material yang digunakan sebagai bahan bangunan. Ketika menabung dalam bentuk uang, yang perlu diperhatikan adalah perkembangan nilai uang. Jangan sampai nilainya turun sehingga jumlah barang yang dibeli menjadi lebih sedikit dari waktu ke waktu.

Banyak orang dengan ketersediaan dana terbatas memilih menggunakan uangnya untuk membeli tanah dulu. Setelah itu di tanah yang telah mereka beli, mereka membuat gudang. Gudang itu kemudian digunakan untuk menumpuk material secara bertahap. Mulai dari material yang tahan lama dan pasti tetap dibutuhkan terlepas dari bagaimanapun bentuk akhir rumahnya. Mulai dari rangka utama dan elemen-elemen yang terpenting untuk berdirinya rumah. Setelah itu semua terbeli, barulah membeli elemen-elemen yang sifatnya hiasan atau pelengkap.

Berhutang berarti kita mendapatkan sumberdaya untuk pengadaan rumah dari pihak ketiga, kemudian kita mengembalikannya secara bertahap dengan jumlah dan termin waktu sesuai kesepakatan dengan pemberi utang. Ketika kita mengambil utangan, hal terpenting yang perlu diiperhatikan adalah kemampuan membayar kembali uang yang kita pinjam dalam bentuk cicilan. Jangan sampai jumlah cicilan yang harus dibayarkan melebihi kemampuan kita membayar. Jika ini terjadi, pembayaran cicilan akan membebani kondisi  keuangan kita.



Foto lokasi rumah impian. Kami memikirkan dalam jangka panjang rumah impian kami. Kami menanam lebih dari 400 pohon kayu di tanah tersebut. Delapan sampai sepuluh tahun kemudian beberapa pohon sudah besar dan kuat sehingga dapat kami gunakan untuk sebagian material rumah impian kami dan Rumah KAIL, sekretariat organisasi tempat saya bekerja.

Langkah 6: Mulailah membangun dan penyelesaian rumah impian

Jika sumberdaya telah dianggap cukup memadai, maka mulailah proses pembangunan. Saat proses pembangunan, adakalanya kita merasa perlu membuat perubahan di sana sini. Jika itu terjadi, konsultasikan lebih dulu kepada kontraktor, arsitek atau tukang anda. Mungkinkah perubahan tersebut dilakukan? Apa dampaknya terhadap biaya? Apa pengaruhnya terhadap elemen lain dari rancangan awal?

Intinya jika anda ragu-ragu dan mulai memikirkan kemungkinan perubahan, berhentikan sejenak, pikirkan tentang kemungkinan perubahan tersebut dan konsultasikan. Jika anda membuat perubahan tersebut di saat masih awal, mungkin biayanya tidak akan besar dibandingkan dengan jika perubahan tersebut dilakukan saat rumahnya hampir jadi, atau apalagi ketika sudah ditinggali.

Jika anda akhirnya memutuskan untuk tetap memilih rancangan awal setelah membuat berbagai perhitungan, maka proses ini akan meyakinkan anda bahwa anda telah mengambil pilihan terbaik untuk mewujudkan rumah impian anda. Jika anda melakukan perubahan, maka anda telah siap dengan berbagai resiko dari perubahan tersebut, termasuk penambahan waktu dan biaya pembangunan rumah.

Ada kalanya, karena keterbatasan dana dan waktu, rumah tidak dapat seratus persen selesai dalam satu kali proses pembangunan. Dalam kondisi ini, kadang kita harus menempati rumah impian dalam  kondisi setengah jalan. Banyak orang mengalami kondisi ini dan mereka dapat melaluinya dengan bahagia. Yang penting sudah punya rumah, penyelesaian bisa dicicil bertahap sesuai dengan ketersediaan dana atau sumberdaya lainnya. Jika ada menghadapi kondisi ini upayakan untuk menyelesaikan bagian dalam rumah dulu, baru bagian luar bisa menyusul. Hal ini untuk meninimalisir gangguan akibat proses pembangunan lanjutan untuk penyelesaian rumah terhadap rutinitas hidup kita.
Ada juga yang memilih menggunakan konsep rumah tumbuh. Mulai dari membangun bagian rumah utama, kemudiaan secara bertahap menambah ruang sesuai dengan perkembangan kebutuhan. 


Kiri: Di lokasi rumah impian, kami membangun gudang untuk menyimpan stok material yang pengadaannya kami cicil sesuai dengan ketersediaan material dan dana.
Para tukang sedang mengiris kayu hasil tebangan pohon-pohon yang kami tanam delapan sampai sepuluh tahun sebelumnya. Kayu-kayu ini menjadi bagian dari material pembangun rumah dan perabot rumah kami.
Tengah dan Kanan: Kami menggunakan kombinasi bahan-bahan yang kami terima sebagai hadiah dari banyak pihak, hasil berburu bahan bangunan bekas di kios-kios milik bahan bangunan bekas di Jalan Sukarno Hatta, Bandung. Kaso, reng dan panel dinding terbuat dari kayu jati hasil penjarangan kebun jati milik almarhum ayah saya. Tiang, lantai kayu, lantai keramik dan tangga terbuat dari kayu rasamala bekas dari Jalan Sukarno Hatta. Panel pintu warna biru berikut kusennya merupakan bekas bongkaran rumah zaman Belanda milik keluarga besar mertua saya di Sukabumi.


Langkah 9: Terus berproses

Apapun proses yang telah anda lalui, anda telah mendapatkan rumah impian. Teruslah berproses sampai rumah impian tersebut menjadi semakin nyata dari hari ke hari. Bersiapkah untuk menerima bahwa konsep tentang rumah impian kita bisa jadi tidak statis dan makin berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi ekonomi, karir, jumlah anak dan nilai-nilai yang kita anut. Beranikan diri untuk terus berproses, berubah dan menjadi semakin ideal. Menciptakan rumah bisa jadi merupakan ekspresi dari jati diri, kreativitas dan identitas kita. Semoga lewat proses mewujudkan rumah impian, kita menjadi lebih mengenal diri kita, harapan-harapan terdalam kita dan impian-impian kita. Mewujudkan rumah impian bisa jadi merupakan salah satu jalan menuju terwujudnya berbagai impian lain dalam hidup kita.

***



[1]Any Sulistyowati adalah Koordinator KAIL, sebuah LSM yang memiliki misi untuk mendukung tumbuhnya agen-agen perubahan sosial di masyarakat yang berkedudukan di Bandung. Ia merupakan Fellow LEAD (Leadership for Environment and Development), Donella Meadows Institute dan Sustainability Leaders Network.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...