[PROFIL] Menjadi Penulis Buku Anak? Senangnya!

Oleh : Eugenia Rakhma 

Sekarang ini, buku bacaan untuk anak-anak sangat mudah ditemukan. Jenisnya pun beragam. Dari mulai buku bergambar (pictorial book), buku berilustrasi (illustrated book), sampai novel anak.

Menulis buku anak, terutama bagi pembaca usia dini (2-5 tahun) merupakan hal yang mudah sekaligus sulit. Mudah karena alur ceritanya sederhana, teksnya tidak terlalu panjang, dan tokohnya pun hanya sedikit. Anda cukup terlibat dengan dunia anak-anak, mengetahui ketertarikan mereka, lalu menuangkannya ke dalam sebuah cerita.

Sebelum fokus terjun ke dunia menulis, saya merupakan guru taman kanak-kanak. Maka cukup mudah bagi saya untuk menuliskan buku seri pertama saya yang berjudul Benji. Berpegang pada pengalaman sehari-hari bersama anak-anak, mengetahui jangkauan tema tiap usia, dan target belajar mereka, saya pun menyusun buku pertama saya.




Gambar buku Benji

Misalnya, buku Benji dan Teman-Teman menceritakan keseharian Benji, bocah laki-laki berusia 4 tahun bersama teman-temannya saat di sekolah. Melalui cerita ini, pembaca usia dini diajak untuk mengamati perbedaan fisik antara Benji dan teman-temannya. Ada yang bertubuh tinggi, bermata sipit, berambut lurus, sampai berkulit gelap. Namun, rupanya perbedaan itu tidak menjadi masalah. Di sekolah, mereka mau bermain bersama, saling berbagi mainan - bahkan juga bekal , serta menyapa menggunakan bahasa yang sopan.


Contoh halaman dalam seri Benji dan Teman-Teman
Meski alur cerita dan bahasa yang digunakan sederhana, seringkali justru di sanalah letak kesulitannya - bagaimana menyederhanakan cerita agar sesuai untuk para pembaca usia dini. Ya, saya memang telah mengetahui keseharian mereka. Saya pun telah memegang target belajar agar isi cerita sesuai dengan perkembangan mereka, namun seringkali sebagai penulis dewasa saya terlalu asyik menulis. Saya melupakan bahwa pembaca saya masih memiliki keterbatasan bahasa dan pemahaman. Maka, saya harus selalu mengingatkan diri agar memakai kacamata seorang anak. Memposisikan diri sebagai anak-anak saat menulis agar cerita dapat dipahami pembaca.

Tentu saja buku Benji pada akhirnya bukan hasil kerja saya sendiri. Selesai menulis naskah dan mengirimkannya pada salah satu penerbit, saya menunggu keputusan untuk diterbitkan hampir dua tahun lamanya. Setelah berita baik itu datang, saya bersama tim dari Penerbit Bhuana Ilmu Populer-Gramedia bekerja keras mewujudkan Benji. Mulai dari merevisi naskah, membuat ilustrasi, merevisi kembali, lalu re-design tata letak sampai buku Benji siap naik cetak. Meski prosesnya terhitung lama, hampir satu tahun, saya menikmatinya. Pak Yogi dan Mbak Vidya selaku editor dengan senang hati memberi masukan agar naskah Benji lebih sesuai dengan target pembaca. Sama halnya dengan ilustrator Benji, Mbak Nita, yang selalu memberi pandangan dari sisi ilustrasi agar tercipta keseimbangan antara teks dan gambar. Terakhir, Pak Sul Nugroho dan Mbak Amygo Febry yang memperbaiki tata letak dan mengecek kesesuaian gambar dengan target usia pembaca.

Saat ini saya tidak lagi mengajar, namun saya terus menulis, khususnya untuk pembaca anak-anak. Di pertengahan jalan, saya menemui kesulitan untuk tetap terlibat dalam dunia anak-anak. Beruntung, saya dipertemukan dengan teman-teman yang memiliki passion di dunia anak-anak. Maka sekarang, selain menulis, kegiatan utama saya adalah menjadi relawan bersama mereka.



Setiap kali orang-orang bertanya, “Susah tidak sih jadi penulis buku anak-anak?” Saya selalu menggeleng. Menulis untuk anak-anak itu menyenangkan. Seperti kekhasan dunia anak-anak yang selalu mengajak kita untuk bermain sambil belajar di dalamnya, maka sambil menulis sebuah buku, saya tetap memiliki waktu untuk bermain. Kalaupun dibilang kesulitan, itu lebih kepada faktor internal. Semangat diri untuk terus belajar, terus peka terhadap kebutuhan anak-anak, dan terus mengembangkan cara-cara menuliskan cerita agar menarik dan mudah dipahami, sesulit apapun tema yang ingin disampaikan. Saya pikir, dunia anak-anak adalah dunia yang jujur dan sederhana. Dunia yang penuh rasa ingin tahu dan keinginan untuk belajar. Dunia yang menuntut orang dewasa yang terlibat di dalamnya untuk ikut memahami dan membantu memfasilitasi rasa ingin tahu mereka. Dan saya bersyukur dapat membagikan pengalaman-pengalaman belajar bersama mereka ke dalam sebuah buku.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...