Oleh: Didit Indriati
Rumah Kail adalah pusat kegiatan rutin Perkumpulan Kuncup Padang Ilalang. Rumah ini juga diperuntukkan sebagai tempat belajar dan berbagi pengalaman para aktivis maupun warga sekitar. Ia juga sekaligus merupakan sebuah rumah bersama yang mengemban visi “Terwujudnya dinamika kehidupan masyarakat dan seluruh ciptaan yang adil dan setara”. Sebagai salah satu perwujudan visi tersebut, KAIL menekankan seluruh kegiatannya pada prinsip sumberdaya alam berkelanjutan, yaitu mengelola dan memanfaatkan alam sebagai instrumen, tanpa mengubah atau mengeksploitasi alam itu sendiri.
Dengan berpegang pada prinsip tersebut, Rumah Kail dibangun dengan menggunakan material alami, seperti: batu, kayu, dan tanah liat yang merupakan bahan genting. Rumah Kail juga memanfaatkan bahan-bahan bekas sebagai material rumahnya, dengan tujuan memperpanjang usia penggunaan suatu bahan. Rumah Kail didesain dengan konstruksi limasan, langgam Jawa yang sederhana dengan ruang tengah yang cukup luas yang diperuntukkan sebagai ruang pertemuan, teras depan dan belakang yang luas serta lantai bawah yang berfungsi sebagai ruang pertemuan, dapur, kantor serta ruang makan. Terletak pada ketinggian perbukitan Cigarugak, Rumah Kail cukup aman dari banjir, kebisingan kota serta bahaya-bahaya yang umum dihadapi perumahan perkotaaan.
Rumah Kail seperti rumah tradisional pada umumnya harus selalu dirawat agar bersih dan nyaman, serta bebas dari penyakit, siap untuk digunakan sesuai fungsinya dan dapat berumur panjang. Perawatan Rumah Kail berkaitan dengan jenis bahan dan tata cara penggunaannya. Perawatan Rumah KAIL juga tergantung kepada masalah yang muncul, antara lain, kebocoran atap akibat pergeseran genting pada saat hujan besar, kelembapan yang tinggi akibat air tanah yang merembes. Munculnya rayap, semut dan tikus juga menjadi masalah dalam menjalankan aktivitas di Rumah KAIL.
Sehubungan dengan prinsip keberlanjutan sumber daya alam yang diusung oleh KAIL dalam menjalankan kegiatannya, maka langkah-langkah perawatan rumah dan kebun KAIL hendaknya selaras dengan alam. Oleh karena itu, mari kita simak berbagai langkah perawatan rumah dan kebun KAIL berikut ini.
Alat dan Bahan Pembersih Rumah yang ramah lingkungan
Alat pembersih yang digunakan di Rumah KAIL sebisa mungkin menggunakan material yang alami, seperti sapu ijuk untuk menyapu lantai, kemoceng dari bulu ayam, sabut kelapa atau gambas yang dikeringkan untuk mencuci piring. Sedangkan untuk sabun cuci piring , Rumah Kail menggunakan buah lerak. Lerak sebuah tanaman khas Indonesia yang sejak dulu dikenal sebagai bahan pencuci alami. Caranya adalah buah lerak direbus dalam air sampai berbusa.
Sabut kelapa untuk menggosok peralatan makan saat dicuci |
Lerak |
Apabila KAIL mengadakan kegiatan, kami membiasakan peserta untuk mencuci peralatan makan sendiri dengan cara mencuci di wadah baskom. KAIL sesedikit mungkin menggunakan sikat berbahan plastik, karena ketika alat-alat tersebut tidak digunakan lagi, ia akan terbuang ke alam dan tidak dapat diuraikan oleh alam.
Sapu lidi |
Sapu ijuk |
KAIL berusaha mengurangi penggunaan bahan pembersih yang tidak ramah lingkungan. Sebagaimana kita ketahui, bahan pembersih yang terbuat dari kimia, mengandung pestisida yang dapat mematikan hama, namun dalam saat bersamaan turut mematikan organisme baik yang dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan alam. Klorin yang digunakan untuk memutihkan lantai membahayakan manusia karena dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan mata manusia. Bahan SLS (Sodium Laureth Sulfate) pada cairan pembersih dapat meracuni tanah dan air, serta mematikan organisme air. Cresylic Acid yang seringkali disebut sebagai bahan aktif pembasmi kuman, berpotensi menimbulkan penyakit kanker pada manusia.
Oleh karena itu, untuk bahan pembersih yang digunakan sebisa mungkin terdiri dari bahan alami dengan memperhatikan jenis materialnya. Misalnya untuk membersihkan kerak-kerak atau kotoran di kamar mandi, staff KAIL menggunakan soda kue. Untuk perawatan lantai atau dinding yang terbuat dari kayu, KAIL menggunakan daging kelapa yang sudah tua, dengan cara diparut kemudian digosok-gosokkan ke lantai kayu. Perawatan rutin secara berkala akan membuat lantai kayu menjadi mengkilap.Proses menggosok lantai kayu dengan kelapa parut |
Perbedaan permukaan lantai kayu sebelum digosok dan sesudah digosok kelapa parut |
Sisa air cucian yang mengandung sabun dialirkan ke dalam kebun setelah air yang mengandung busa sabun dijernihkan terlebih dahulu melalui saluran pembuangan yang ditanami dengan tanaman air. Tanaman-tanaman air ini akan menyerap zat kimia dan zat hara dari sabun dan deterjen, lalu menyimpannya ke dalam batang dan daun-daun mereka.
Bahan Penghalau Hama di Rumah KAIL
Rayap dan semut merupakan faktor umum rumah pedesaan yang bisa segera diatasi dengan tidak menumpuk sampah serta rutinitas pengamatan elemen-elemen kayu di Rumah Kail. Jika terdapat sarang semut atau rayap harus segera diatasi sebelum jauh menggerogoti masuk kedalam kayu. Beberapa cara yang sudah dilakukan untuk membasmi serangga-serangga hama di sekitar rumah KAIL antara lain: menggunakan semprotan minyak tanah dan cairan daun tembakau untuk menghalau rayap agar tidak bersarang di dalam kayu. Di rumah KAIL juga tersedia minyak sereh untuk dioleskan di kulit, agar para pengunjung Rumah KAIL terhindar dari gigitan nyamuk.
Pemberlakuan peraturan Selaras Alam di Rumah KAIL
Ada beberapa aturan untuk tamu dan juga untuk para relawan atau aktivis yang berkunjung ke Rumah KAIL. Yaitu tidak meninggalkan sampah atau material yang tak dapat diurai di alam, membawa tumbler (wadah minum) atau kotak makanan dan tidak merokok di lingkungan Rumah KAIL. Semua itu berasal dari komitmen sumber daya alam berkelanjutan di Rumah KAIL.
Dalam kegiatan yang melibatkan lebih dari 10 orang, KAIL seringkali menyediakan konsumsi yang sedapat mungkin didapat dari hasil kebun KAIL. KAIL memberlakukan sistem pencucian alat-alat makan dengan baskom-baskom air. Baskom pertama (tanpa air) untuk membuang sisa-sisa makanan, baskom kedua berisi air tanpa sabun digunakan untuk membilas peralatan makan, baskom ketiga berisi air sabun yang digunakan untuk menghilangkan sisa-sisa makanan yang sulit dibersihkan dengan air, baskom keempat berisi air bersih untuk membilas piring dari sabun. Dengan cara ini, KAIL melakukan penghematan penggunaan air dan mencegah terbuangnya banyak sabun untuk membersihkan peralatan makan.
Perawatan Kebun KAIL selaras alam
Kebun KAIL terdiri dari tanaman-tanaman pangan yang dapat dikonsumsi dan sejumlah pepohonan peneduh yang berfungsi sebagai peredam angin dari lembah. Kebun KAIL diolah dengan prinsip permakultur dengan tujuan mencapai keselarasan dengan hukum-hukum alam. Oleh karena itu, perawatan kebun KAIL hendaknya menyesuaikan dengan hukum alam tersebut dengan mendayagunakan material yang dihasilkan dari alam itu sendiri. Untuk melindungi tanah dari penguapan akibat terik sinar matahari, KAIL meletakkan serasah dedaunan kering (mulsa) di atas bed tanaman. Di beberapa bed tanaman, kami membuat ‘rumah cacing’ tempat meletakkan material organis berupa sisa makanan dengan tujuan memberikan tambahan material yang dibutuhkan bagi organisme tanah.
Di kebun KAIL terdapat marmot dan bebek yang kotorannya digunakan sebagai pupuk alami bagi tanaman-tanaman di kebun KAIL. Telur bebek yang dihasilkan sudah sering jadi menu di kegiatan-kegiatan KAIL. Buah-buahan serta sayuran dari Kebun KAIL juga merupakan sumber makanan yang sering dimanfaatkan dalam beberapa kegiatan Rumah KAIL. Kita memperoleh keuntungan dari hasil alam dan kita mengembalikannya kepada alam dengan turut menjaga keselarasan alam. Rumah KAIL merupakan sebuah cita-cita penting yang diwujudkan dengan sederhana melalui berbagai kegiatan. Cita-cita sumberdaya alam berkelanjutan yang tercermin dalam tindakan keseharian antara lain cara hidup, cara bertindak, cara bersosial, semuanya diharapkan dapat terlihat dari semangat yang dipelihara oleh Rumah dan Kebun KAIL. Kami ingin membangun suatu dunia yang menjadi milik bersama, bahkan menjadi tempat yang layak dan nyaman bagi anak cucu kita kelak.
No comments:
Post a Comment