Sebuah kota yang sehat perlu didukung oleh keseimbangan sosial, budaya, lingkungan hidup serta regulasi yang mendukung gaya hidup sehat warganya. Mewujudkan kota yang sehat, tak lepas dari partisipasi setiap warga kota, serta itikad baik dari pejabat pemerintah yang berwenang. Keduanya akan menjadi klop bila dijalankan dengan kepemimpinan yang memiliki visi kuat untuk sebuah kota yang bersih, sehat dan teratur.
Kita dapat ambil contoh kepemimpinan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew dalam memberlakukan peraturan mengenai kebersihan dan ketertiban di Singapura. Berkat kepemimpinan beliau, Singapura dijuluki sebagai kota terbersih di dunia.
Kota Bandung yang terkenal dengan hawa sejuknya, dan digemari oleh wisatawan lokal maupun internasional berkat daya tarik wisata budaya, sejarah maupun kulinernya, kini memasuki periode baru. Di penghujung 2013 yang lalu, seorang pemimpin Kota Bandung telah dilantik. Ia dipercaya oleh masyarakat Kota Bandung berkat visi dan misi menjadikanBandung Juara, yaitu kota Bandung sebagai kota yang baik, sehat dan berkelanjutan.
Sang Walikota itu adalah Ridwan Kamil. Seorang yang sederhana dan bersahaja, namun memiliki mimpi besar untuk menjadikan Bandung sebagai kota kelas dunia dan sesuai dengan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.
Ridwan Kamil |
Sumber foto: www.bandung.bisnis.com |
Berdasarkan keberpihakan itu, sepak terjang telah dilakukannya di beberapa titik di pelosok Indonesia. Salah satunya, Kang Emil pernah berperan sebagai konsultan dalam penataan Kota Surabaya, di masa kepemimpinan walikota Bambang Dwi Hartono (tahun 2002-2010).
Prinsip-prinsip yang dipegangnya dalam pembenahan kota Surabaya, pertama, proporsi ruang terbuka hijau (RTH) dan bangunan harus berbanding 30 : 70. Menurut Kang Emil, daya dukung sebuah kota terhadap kesehatan warganya akan menjadi maksimal pada perbandingan tersebut.
Kedua, sebuah kota dibangun seiring dengan membentuk gaya hidup. Regulasi yang lemah pada ketidaktertiban akan melahirkan gaya hidup masyarakat yang seenaknya pula. Oleh karena itu, bila ingin masyarakat sebuah kota menjalani perilaku hidup sehat, maka perlu diciptakan regulasi-regulasi yang memaksa warganya mengarah ke perilaku yang diinginkan. Misalnya dengan melakukan pemberlakuan tarif parkir maupun pajak kendaraan bermotor yang cukup tinggi. Karena dengan demikian, orang-orang akan lebih suka berjalan kaki maupun menggunakan angkutan umum.
Ketiga, sebuah kota hendaknya mampu menginformasikan visi yang jelas kepada warganya. Kelima, kota yang sehat adalah kota yang memiliki political willyang baik dari para pemimpinnya. Berdasarkan prinsip yang dipegangnya itu, Kang Emil sukses membantu pemerintah Kota Surabaya mengatasi keruwetan masalah di kota tersebut.
Prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan tampaknya sudah menyatu sedemikian rupa dalam kehidupan Kang Emil, yang tercermin pada refleksi yang ia tuliskan di blog pribadinya, juga pada setiap kiprahnya di keluarga dan masyarakat.
Contoh kiprah Kang Emil dalam mewujudkan kota atau pemukiman yang sehat dapat kita lihat di wilayah Kelurahan Babakan Asih, Kecamatan Bojongloa Kaler. Orang-orang mengenal daerah itu, Blok Tempe. Di wilayah itu, ia bekerjasama dengan warga mengatasi masalah banjir, dengan bersama-sama membangun sumur resapan di beberapa titik. Ia juga menggalang dana untuk kemudian dibelikan tanah yang digunakan sebagai lahan bermain anak-anak. Anak-anak yang sehat adalah anak-anak yang memiliki ruang cukup untuk bermain di alam terbuka.
Sumber: www.ridwankamil.net |
Kita juga dapat melihat contoh gaya hidup sehat yang berprinsip nol sampah, melalui desain rumah tinggal pribadinya di wilayah Cigadung, yang terbuat dari ribuan botol bekas.
Kini, setelah dilantik, Kang Emil pun menetapkan program-program harian, seperti menetapkan hari Selasa Tanpa Rokok dan hari Jumat Bersepeda. Dan ini bukan sekedar program di atas kertas. Dalam kesehariannya sebagai walikota Bandung, ia tidak berkendara dengan mobil dinas menuju tempat kerjanya, melainkan menggunakan sepeda. Ia sungguh-sungguh ingin meneladani gaya hidup sehat dengan bersepeda.
Sumber foto: www.republika.co.id |
Sebagai warga Bandung, kita juga telah menyaksikan bagaimana taman-taman kota mulai di-revitalisasi. Hal ini merupakan gebrakan Kang Emil dalam mewujudkan kota yang sehat melalui perbanyakan ruang terbuka hijau di kota Bandung.
Sejumlah rencana pembangunan kota Bandung telah digeber oleh Sang Walikota Ridwan Kamil. Pembangunan Gedebage Teknopolis merupakan bagian dari rencananya untuk membagi beban derita Kota Bandung, karena selama ini baik pusat pemerintahan, wisata maupun perekonomian terletak di bagian tengah kota. Ia merencanakan untuk memindahkan pusat pemerintahan kota Bandung ke Gedebage. Dengan demikian, arah pembangunan kota menjadi lebih seimbang.
Bandung Skywalk juga merupakan rencana Kang Emil yang akan direalisasikan di tahun 2014 ini. Ia merupakan jembatan bagi para pejalan kaki, yang menghubungkan jalan Cihampelas dengan jalan Taman Sari. Dengan dibangunnya jembatan ini, orang yang hendak berjalan-jalan ke Cihampelas tak perlu mengendarai motor dan mobil, cukup memarkir kendaraan mereka di jalan Taman Sari, kemudian berjalan kaki melalui jembatan Bandung Skywalk ini.
Bila memang benar jembatan ini terealisasi, maka warga kota Bandung dapat menghemat bahan bakar, sehingga mengurangi polusi asap kendaraan bermotor. Selain itu, warga kota Bandung mendapatkan sarana hiburan dan olahraga yang gratis dan menyehatkan, yaitu berjalan kaki melalui jembatan Bandung Skywalk ini.
Jalan panjang pembangunan kota Bandung yang sehat dan berkelanjutan membentang di depan sana, bagi Sang Walikota Bandung, Ridwan Kamil. Akankah semua rencana beliau dapat terealisasi? Mari kita dukung sepak terjang beliau dalam mewujudkan kota Bandung yang bersih, sehat dan teratur!
(Ditulis berdasar kajian media)
No comments:
Post a Comment