[OPINI] DEWASA DALAM MENYIKAPI INFORMASI

Oleh : Canggih Hawari

Keresahan menjalari indera
Ketika sengketa di mana-mana
Lupa akan kebersamaan
Seakan mengubur rekam historis

Mungkin, persatuan kita
Ada di penghujung tanduk.

Tidak bisa dipungkiri kalau akhir-akhir ini memang kerap terjadi gesekan-gesekan di sekeliling kita, ketika hidup berjejaring dalam satu kesatuan. Indonesia. Padahal usia Negara ini sudah tidak dapat dikatakan muda lagi, tahun ini Negara kita berusia 72 tahun. Tapi bukannya persatuan yang dirasa, melainkan konflik ini dan itu yang dialami. 

Nyatanya memang hal-hal tersebut pasti terjadi, mengingat perbedaan akan selalu ada diantara kita. Kemudian, kemudahan penyebaran informasi dengan adanya media sosial dan keyakinan bahwa haknya untuk berbicara dilindungi oleh undang-undang, yang tidak diikuti dengan kedewasaan kita dalam menggunakannya menyulut berbagai konflik di antara kita.

Pertanyaannya adalah apakah memang perseteruan ini tidak dapat dihindari ? dengan memandang persatuan dan rekam historis bangsa ini, maka hal-hal seperti ini seharusnya dapat dihindari. Kebebasan untuk menyatakan pendapat di sini harus diikuti dengan secara bertanggung jawab. Dan bertanggung jawab di sini berkaitan erat dengan kedewasaan. Sehingga gesekan-gesekan yang terjadi di sekitar kita seharusnya dapat dihindari, karena memang perbedaan akan selalu ada. 

Masyarakat dan informasi. Sumber foto : www.pastiguna.com

Ketidakdewasaan kita dalam berinteraksi dan bermasyarakat yang menurutku menyebabkan gesekan-gesekan seperti ini sangat mungkin terjadi. Kemudahan untuk menekan tombol share di media sosial tanpa menelisik lebih dalam, apakah informasi tersebut benar adanya atau tidak, serta ketidakmampuan kita dalam menempatkan diri ketika melihat informasi tertentu, dan keengganan kita untuk belajar memahami menjadi beberapa penyebab dari keadaan yang ada saat ini. Sekali lagi aku tekankan, ketidakdewasaan kita.

 
Cepatnya arus informasi dan kemudahan untuk menjadi bagian dalam penyebarannya memberi sumbangsih yang besar. Begitu melihat informasi-informasi yang menarik menurut kita, dengan mudahnya kita menekan tombol share dan membagikannya kepada banyak orang. Tidak hanya informasi informasi yang jelas sumbernya, tetapi juga informasi yang hanya berupa pesan berantai pun tidak jarang kita sebarkan dengan mudahnya, membuatnya diketahui oleh banyak orang dan hingga di titik dimana pembuatnya sudah tidak dapat ditemukan lagi. Lalu di mana kedewasaannya jika apa yang kita tulis tidak dapat dipertanggungjawabkan lagi ? Permasalahan akan menjadi-jadi ketika berita tersebut ternyata hanyalah sebuah kebohongan, atau informasi yang telah dibumbui sana sini, sehingga memancing emosi pembacanya. Kemudian pilihan kita yang menjadi bagian dari proses penyebaran berita itu ikut menentukan permasalahan ini. Terlepas dari benar atau tidaknya berita, kebanyakan dari kita memang dengan mudah tergoda untuk menyebarkannya begitu saja tanpa pernah memikirkan apa dampak secara langsung maupun tidak langsung yang dihasilkan ketika kita menyebarkan informasi ini.

Berikutnya adalah keengganan kita untuk memahami pendapat dan informasi informasi yang berseberangan dengan kita. Secara alamiah memang manusia akan lebih menyukai orang orang yang memiliki kemiripan dengan dirinya. Begitu juga dengan pemikiran. Setiap orang akan memilih untuk berkumpul bersama dengan orang orang yang memiliki pemikiran yang sama dengannya. Dan hal ini otomatis akan membuat kita tidak memahami secara menyeluruh dari pemikiran dan pendapat lain yang berseberangan dengan kita. Kita tidak memahami karena kita tidak mengenal dengan baik. 

Teknologi semakin canggih, memudahkan manusia membagi informasi.  Sumber foto : maxpixel.com

Dari keseluruhan hal tersebut, sudah barang tentu sebagian dari kita pernah melakukannya. Dan jangan khawatir, karena memang ini bukanlah perilaku yang muncul begitu saja. Perkembangan teknologi, tren generasi milenial dan berbagai efek seperti filter bubble di Facebook dan lain sebagainya turut membentuk perilaku kita saat ini.

Tapi kembali lagi, ketika memang kita sudah menyadari ada yang salah dengan hal ini, apa kita hanya akan duduk diam dan terus menerus mencari pembenaran dari prilaku prilaku kita ?

Tentu saja tidak. Karena mengetahui masalah dan tetap diam akan menjadikan kita bagian dari permasalahan itu.

Hal-hal sederhana, seperti menelisik kebenaran sebelum menyebarkan informasi, lalu bijak memposisikan diri ketika hendak menyebarkannya serta usaha untuk keluar dari zona nyaman dan berdiskusi, berinteraksi dan mencoba untuk mengenal lebih dekat orang-orang yang berbeda paham dan memastikan kebenaran informasi adalah langkah awal dari usaha menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat.

Karena setiap perubahan berawal dari diri sendiri.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...