Kita telah sepakat bahwa olahraga bermanfaat bagi kesehatan dan kebugaran. Dari tubuh yang sehat, lantas berpengaruh terhadap jiwa yang sehat. Seperti adagium Yunani yang terkenal, “Mens sana in corpore sano” yang artinya, “Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat”.
Manfaat lain dari olahraga yang tidak banyak orang sadari adalah olahraga dapat memperluas pergaulan. Dengan semakin luas pergaulan, semakin banyak orang yang kita temui dan semakin besar peluang kita bertemu dengan bermacam jenis orang. Dari interaksi dengan beragam jenis manusia itulah yang mendorong kita untuk memahami keberagaman. Bagi teman-teman yang hendak atau baru memulai berolahraga, di bawah ini beberapa tips agar kita mendapatkan manfaat optimal dari olahraga. Baik yang berkaitan dengan kebugaran jasmani, maupun yang berkaitan dengan sosial.
1. Pilih olahraga yang sesuai dengan minatmu
Saat ini berbagai macam olahraga beserta fasilitas telah tersedia. Olahraga tersebut ada yang bersifat individu, kelompok, permainan, atau yang bersifat non-permainan. Beberapa orang lebih gemar olahraga kelompok seperti futsal, tetapi beberapa lebih enjoy melakukan olahraga individu seperti bersepeda atau lari. Olahraga permainan biasanya lebih asyik dilakukan, tetapi kita perlu mencari teman atau lawan tanding yang terkadang susah-susah gampang. Contohnya adalah tenis. Sementara ada juga olahraga yang sifatnya bukan permainan seperti lari atau yoga.
Ada beberapa olahraga yang dapat dipelajari dengan mudah seperti lari, ada yang perlu waktu lama untuk dapat mahir melakukannya seperti basket atau bulutangkis. Pertimbangkan ketersediaan waktu, budget, dan tujuan anda dalam berolahraga. Jika anda tidak memiliki banyak waktu dan ingin segera mendapatkan manfaat dari olahraga, pilihlah olahraga yang mudah dan terjangkau. Jika anda merasa cocok dan enjoy dengan sebuah olahraga tertentu jangan ragu untuk ikut komunitas dan berlatih secara giat. Bahkan jika anda kebetulan memiliki rejeki berlebih, tidak ada salahnya ikut kursus atau membayar pelatih.
2. Bergabung dalam komunitas olahraga
Olahraga seperti lari atau bersepeda, yang sebetulnya lebih menekankan pada ‘kompetisi’ melawan diri sendiri, biasanya membutuhkan determinasi diri yang lebih tinggi. Tidak jarang orang yang baru pertama mencoba olahraga akan semangat di awal, kendor di tengah, dan bahkan berhenti sama sekali setelah melakukannya tidak lebih dari hitungan jari. Salah satu cara untuk mengatasi hambatan ini adalah mencari komunitas atau teman dengan hobi yang sama.
Untuk olahraga permainan, kendala biasanya adalah dalam mencari teman. Beberapa olahraga membutuhkan minimum peserta agar dapat bermain dengan enjoy.
Apapun jenis olahraganya, mencari teman atau komunitas dengan minat yang sama adalah menguntungkan. Anda bisa menemukannya di sekolah, kampus, lingkungan kerja, klub olahraga atau melalui media daring yang saat ini mudah diakses. Untuk dua yang terakhir, biasanya anggota klub berasal dari bermacam jenis latar belakang yang tentu saja lebih menarik.
3. Berinteraksi dengan sesama anggota komunitas
Olahraga adalah momen ketika orang hendak santai dan ingin lepas sejenak dari rutinitas. Saat istirahat atau menunggu giliran, coba ajak anggota komunitas atau lawan bermain untuk berbincang-bincang. Olahraga juga membantu untuk mencairkan suasana. Dosen killer atau atasan yang galak tidak jarang menunjukkan sifat berlawanan sama sekali saat olahraga dibandingkan keseharian. Dengan berbincang, kita bisa lebih mengenal satu sama lain. Apalagi dalam sebuah komunitas dengan latar belakang yang beragam, kita bisa memahami manusia secara lebih luas. Jika ada rejeki berlebih, tidak ada salahnya untuk sekadar membawa kudapan sehat agar komunitas lebih akrab.
4. Mengadakan Latih Tanding atau Latihan Bersama
Sekadar latihan rutin terkadang membosankan. Perlu suasana agar semangat latihan tetap terjaga. Kegiatan latih tanding bisa menjadi pilihan. Selain itu dengan latih tanding, kita bisa memperluas pergaulan.
Yang perlu diingat saat latih tanding adalah:
a. Atur jadwal dan kesepakatan dengan mitra latihan. Bicarakan secara terbuka mengenai waktu, tempat, konsumsi, dan pembagian porsi finansial jika dibutuhkan.
b. Sebagai tuan rumah, kita wajib untuk melayani tamu dengan sebaik-baiknya. Beri informasi dan kemudahan kepada tamu kita semisal mereka baru pertama kali berkunjung. Mengacu pada poin (a) dalam hal finansial, tuan rumah lazimnya memberi jamuan kepada tamu. Namun, sesuaikan dengan budget klub Anda. Seringkali masalah perjamuan bukan berarti harus mewah, tetapi setidaknya memenuhi kebutuhan dasar dalam berolahraga seperti air mineral.
c. Sebagai tamu, kita harus bertanggung jawab dan menghormati lawan tanding kita. Hadir lebih awal di lokasi adalah salah satu contoh. Selain itu, terkadang ada beberapa konvensi atau aturan yang berbeda di lingkungan tuan rumah yang perlu kita jaga. d. Pergunakan latihan bersama atau latih tanding untuk saling belajar, saling berkomunikasi, dan membina relasi. Belajar dalam hal ini bukan sekadar urusan teknis olahraga. Namun, bisa juga tentang manajamen latihan, tips-tips finansial, dll.
5. Mengikuti atau Mengadakan Turnamen
Latih tanding memiliki cakupan yang lebih terbatas pada dua klub. Jika ingin mendapatkan jaringan yang lebih luas dalam satu waktu, kita bisa mencoba mengikuti turnamen atau bahkan mengadakan turnamen sendiri. Atmosfer turnamen akan terasa lebih menantang dan bergelora dibandingkan sekadar latih tanding. Dengan atmosfer yang lebih menantang, akan menarik peserta yang lebih luas.
Yang perlu diperhatikan dalam menyelenggarakan turnamen adalah:
a. Kita perlu mengukur sumber daya. Jangan sampai turnamen yang kita selanggarakan memiliki kualitas yang buruk dan membuat kapok peserta.
b. Menjaga sportivitas adalah hal yang mutlak. Jika tidak, alih-alih mendapatkan teman baru dan membina keberagamaan, yang bisa terjadi adalah sebuah bibit permusuhan.
c. Esensi dari turnamen adalah kompetisi. Namun, kompetisi sebaiknya hanya terjadi di lapangan atau saat pertandingan berlangsung. Manfaatkan waktu jeda sebagai ajang silaturahmi.
6. Sportif
Sportif bisa berarti jujur dan bertanggung jawab. “Bermainlah, tapi jangan pernah bermain-main dengan permainanmu,” demikian kata seorang bijak. Artinya, saat kita bermain atau olahraga kita dituntut untuk fokus dan mengerahkan upaya maksimal. Bermain-main dengan permaian, bisa berarti tidak jujur, berlaku licik, atau tidak mengerahkan tenaga secara maksimal hanya akan merusak tujuan yang hendak kita capai dari olahraga.
Dari Tenis untuk Menjadi Semakin Dinamis
Penulis sendiri dalam olahraga memilih tenis sebagai hobi. Sejak kecil penulis telah didorong berolahraga untuk belajar dan menekuni paling tidak satu bentuk olahraga permainan. Hingga sekarang, penulis masih aktif bermain tenis dan masih terus belajar untuk mengembangkan permainan.
1. Olahraga membantu dalam belajar Di saat suntuk dan penat, olahraga dan berkeringat menjadikan tubuh dan pikiran lebih segar. Penulis yang rutin tenis 1-2 kali per pekan pernah mencoba tidak tenis selama 1 bulan. Yang terjadi badan justru sering pegal dan lesu. Beberapa penelitian populer bahkan menyebutkan dengan berolahraga, kemampuan otak dalam mengolah informasi akan meningkat. Hal ini karena otak kita sebetulnya membutuhkan suplai oksigen yang lancar. Sementara olahraga dapat membantu melancarkan sirkulasi oksigen ke otak.
2. Olahraga mengajarkan untuk bekerja keras
Dosen pembina UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa)-Tenis penulis pernah bercerita bahwa dia mengajarkan anaknya olahraga agar anaknya belajar kerja keras. Dalam dunia akademik, mencontek adalah jalan pintas seorang pelajar untuk mendapatkan skor yang baik. Namun, dalam olahraga, mencontek menjadi tidak relevan. Kemampuan atlet seratus persen adalah buah kerja keras dia dalam berlatih. Anda bisa ‘mencontek’ gaya pukulan Roger Federer, atlet tenis terbaik dunia, dengan melihat videonya berulang kali. Namun, untuk menjadi juara dunia seperti Roger Federer tanpa kerja keras adalah mustahil.
3. Olahraga memberikan kesempatan untuk mengenal begitu banyak orang
Tenis selalu memiliki stereotip sebagai olahraga yang mahal. Saya tidak menampik pendapat demikian. Namun, penulis yang besar di kota kecil seperti Karanganyar, menemui kenyataan bahwa hampir semua lapangan masih gratis. Oleh karena itu, dengan biaya yang jauh lebih murah dibandingkan di kota, tenis di kota kecil masih terjangkau bagi kalangan kelas menengah bawah. Di kota kecil, tidak jarang seorang pejabat tingkat kabupaten bermain dengan tukang becak yang secara strata sosial termasuk di bawah. . Dalam kesempatan lain penulis mengikuti turnamen alumni perguruan tinggi tempat penulis kuliah. Dari situ penulis dapat berinteraksi dengan para alumni yang sudah bekerja dan jauh lebih mapan secara finansial daripada tukang becak yang penulis temui. Mereka rata-rata memiliki cerita yang unik dengan topik yang beragam. Meski demikian, topik yang mereka bincangkan kebanyakan berbeda dibandingkan dengan klub tukang becak berada. Kalaupun katakanlah kita ambil satu pijakan tema, yaitu ekonomi, sudut pandang antara para alumni perguruan tinggi sangat jauh berbeda.
Dari berbagai klub tenis yang diikuti, kita jadi lebih paham mengenai cara berpikir orang yang bermacam-macam. Meski harus diakui, tidak semuanya baik. Namun, dengan demikian kita akan lebih cerdik dan bijaksana dalam melihat sebuah persoalan.
4. Latih tanding dan mengadakan turnamen sebagai sarana untuk belajar berorganisasi
Penulis pernah bertanggung jawab mengadakan sebuah latin tanding dengan universitas lain saat masih mahasiswa. Dari situ kami saling berinteraksi dan bertukar informasi. Tiap organisasi atau klub, masalah yang dihadapi ada yang berbeda ada juga yang mirip. Dari situ kita bisa saling berdiskusi dan bertukar pengalaman. Wawasan kita kita juga lebih terbuka, bahwa untuk tiap organisasi untuk masalah yang sama bisa jadi penanganannya berbeda.
Beda lagi pengalaman saat didapuk sebagai ketua turnamen. Mengadakan turnamen ternyata tidak semudah yang dipikir. Meski memiliki banyak rencana dan ide di kepala, melakukan eksekusi bagi penulis yang minim pengalaman organisasi ternyata cukup sulit. Saat itu penulis banyak mengalami hambatan bahkan turnamen yang direncanakan terancam gagal. Namun, dari proses itu penulis belajar banyak terutama dalam hal memecahkan masalah, berinterksi, dan berkomunikasi dengan orang lain.
Empat manfaat bermain tenis yang penulis sebutkan di atas tentu saja sangat subjektif. Pembaca pasti memiliki pengalaman dan memperoleh manfaat yang berbeda-beda dalam berolahraga. Selain bahwa olahraga bermanfaat bagi kebugaran, olahraga sarana yang baik untuk memperluas pergaulan dan memperluas sudut pandang.
SALAM OLAHRAGA!
terimaksih untuk informasinya.
ReplyDeletehttp://bit.ly/2T0vNRC
This comment has been removed by the author.
ReplyDelete